REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota Komite Normalisasi (KN) Djoko Driyono mengatakan, Liga Primer Indonesia (LPI) yang telah digulirkan penggagasnya belum masuk dalam piramida kompetisi sistem pembinaan sepak bola dalam wadah PSSI.
"Ini belum masuk piramida PSSI. Tahap pertama ini adalah untuk mengakui kompetisi itu," ujar Djoko Driyono setelah KN bertatap muka dengan perwakilan LPI di Sekretariat PSSI Senayan Jakarta, Jumat.
Menurut dia, KN memiliki kewenangan untuk menyelesaikan status LPI sesuai mandat FIFA. Pembahasan LPI bersama KN baru sampai pada tahap mengakui kompetisi ini agar PSSI terhindar dari sanksi FIFA.
"Salah satu butir perintah FIFA adalah menyelesaikan kasus keberadaan LPI di Indonesia dengan hanya dua opsi, yakni membubarkan kompetisi itu atau masuk ke dalam wadah PSSI," katanya.
KN yang dipimpin Agum Gumelar pada kesempatan itu melakukan pembahasan dengan pihak LPI yang diwakili CEO-nya Wijayanto dan Llano Mahardika, sebagai bagian dari langkah pelaksanaan mandat FIFA.
Djoko Driyono mengatakan, pengakuan itu sendiri tak cukup hanya dilihat dari sudut pandang pengendalian, karena tatanan regulasinya pun harus disetujui dulu oleh PSSI agar tak berbenturan dengan regulasi FIFA.
"Tapi pengakuan ini tidak cukup harus dilihat dari sudut pandang pengendalian saja. Regulasinya juga harus disetujui oleh PSSI. Sistem administrasi kompetisi pun harus dalam pengendalian PSSI. Jadi tiga inti utama dalam konteks penyetujuan itu adalah aspek regulasi, administrasi, dan penegakan kompetisi," jelasnya.
Djoko yang juga CEO PT Liga Indonesia memaparkan, dalam aspek administrasi kompetisi terdapat tiga hal utama, yakni jadwal (pertandingan), perangkat kompetisi, dan pengawas pertandingan.
Untuk mekanisme penyetujuan ke arah itu, lanjutnya, posisi LPI adalah mengajukan draf proposal dan pihak PSSI nantinya bisa saja langsung menyetujui atau melakukan modifikasi.
Meski demikian, lanjutnya, ke depannya belum diketahui bentuk kompetisi LPI akan seperti apa, karena pihaknya belum mencapai pembahasan ke arah itu. Ia mengingatkan bahwa kompetisi sepak bola yang berada di bawah lingkup FIFA dan menggunakan properti FIFA harus mendapatkan izin dari FIFA.
"Dalam pertemuan tadi intinya hanya membicarakan pengendalian kompetisi saja, belum menjadi komposisi piramida. Bisa disimpulkan nantinya kompetisi ini akan berbentuk seperti Liga Pendidikan Indonesia, Liga Medco, tetapi bukan seperti Galatama," demikian Djoko Driyono.