REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi kembali mengingatkan Partai Persatuan Pembangunan yang sedang melaksanakan muktamar agar mewaspadai kemungkinan adanya intervensi dari luar yang bisa merusak partai itu.
"PPP harus benar-benar waspada terhadap intervensi dari luar," kata Hasyim di Jakarta, Selasa. Menurut Hasyim, biasanya intervensi terjadi melalui bagi-bagi kekuasaan, bantuan keuangan yang mengikat, hingga ancaman dan upaya pecah belah untuk kemudian dikuasai.
"Sudah terbukti organisasi yang terkena intervensi menjadi kehilangan kepribadian, bergeser dari anak bangsa menjadi anak kekuasaan, putus kontak dengan umatnya serta hancurnya ruh perjuangan berganti menjadi organisasi bisnis keumatan," katanya.
Hal tersebut, lanjut Hasyim, sangat berbahaya bagi PPP sebagai partai Islam produk asli Indonesia. "Banyak kepentingan global dan domestik yang tidak menginginkan PPP menjadi sehat," kata pengasuh pondok pesantren mahasiswa Al Hikam Malang dan Depok tersebut.
Oleh karena itu, kata Hasyim, seluruh muktamirin harus melawan intervensi itu agar kerusakan PPP dalam muktamar di Ancol, Jakarta, pada 1982 akibat sarat intervensi tidak terulang lagi.
"Para Ulama PPP harus mempelopori gerakan anti intervensi tersebut," tandasnya.
Muktamar VII PPP digelar di Bandung, Jawa Barat, 3-7 Juli dengan salah satu agenda pemilihan ketua umum.
Dua kandidat tampil untuk menyaingi Suryadharma Ali yang maju lagi sebagai calon ketua umum, yakni Akhmad Muqowam dan Ahmad Yani.
Sebelumnya mantan pengurus Partai Gerindra yang pindah ke PPP, Muchdi Purwopranjono, sempat masuk bursa calon ketua umum namun akhirnya membatalkan niatnya untuk mencalonkan diri.