Kamis 28 Jul 2011 12:02 WIB

Militer AS: Taliban Beli Senjata dari Uang Amerika

Pasukan Taliban
Foto: muslimdaily
Pasukan Taliban

REPUBLIKA.CO.ID,Satuan khusus riset militer Amerika Serikat menyatakan, Taliban menggunakan keuntungan kontrak Kementerian Pertahanan Amerika dengan berbagai perusahaan transportasi di Afghanistan, untuk membeli persenjataan dan perlengkapan logistik mereka.

Farsnews mengutip laporan CNN menyebutkan, berdasarkan hasil penelitian satuan khusus tersebut, sekitar 600 juta USD dari seluruh kontrak dengan perusahaan transportasi Afghanistan senilai 2,16 milyar USD, dikantongi oleh para kontraktor dan makelar yang berhubungan dengan Taliban.

Hasil riset itu juga menyebutkan adanya bukti-bukti bahwa empat dari delapan perusahaan yang menandatangani kontrak dengan Amerika Serikat, mendukung perjuangan milisi Taliban. Delapan perusahaan itu saat ini terikat kontrak senilai 2,16 milyar USD dengan militer Amerika Serikat.

Di lain pihak, seorang pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) yang menolak namanya dipublikasikan menyatakan, "Sebagian dari dana kontrak tersebut diberikan kepada para supir truk yang akan mengantar makanan dan berbagai suplai lainnya ke pangkalan militer AS. Para supir itu kemudian memberikan sebagian dari dana tersebut kepada pasukan keamanan untuk menyuap para milisi Taliban.

Para pejabat militer Amerika Serikat juga mengetahui masalah ini, namun mereka berpendapat bahwa sampainya suplai makanan dan perlengkapan tepat waktu, lebih penting.

Dalam sebuah kasus, pejabat intelijen Amerika melacak uang suap sekitar 3,3 juta USD, di nomor rekening seorang pejabat polisi Afghanistan. Sebelumnya, para pejabat Pentagon pada Juni 2010, telah memperingatkan Kongres AS untuk mengusut kebenaran masalah suap kepada milisi Taliban.

Satuan khusus riset milter AS itu, menyusun laporan yang meliputi berbagai data, dokumen, dan bukti-bukti kontrak dengan perusahaan di Afghanistan antara tahun 2009 hingga 2010. Laporan tersebut akan diserahkan kepada Kongres AS. 

 

sumber : IRIB/Farnews/MZ/AR
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement