Senin 22 Aug 2011 16:34 WIB

Obama Desak Qaddafi Akui Kekalahannya

Rep: C20/ Red: Didi Purwadi
Barack Obama
Foto: AP/Pablo Martinez Monsivais
Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI - Peristiwa penguasaan kota Tripoli, Ibukota Libya, oleh pemberontak membuat sejumlah pemimpin dunia meminta Moammar Qaddafi mengakui kekalahannya dan mundur sebagai penguasa Libya. Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dalam keterangannya menyatakan,”Cara untuk mengakhiri pertumpahan darah di Libya sangat sederhana. Yaitu Moammar Qaddafi dengan rezimnya harus mau mengakui bahwa kekuasaan mereka telah berakhir.”

Obama menambahkan bahwa saat ini Qaddafi sudah tidak bisa melakukan kontrol atas Libya. Qaddafi harus menyerahkan kekuasaannya pada Pemerintahan Nasional Transisi. AS pun telah mengakui keberadaan Pemerintahan Naisonal Transisi sebagai pemerintahan yang sah di Libya. Menurut Obama, masa depan Libya ada di tangan rakyat Libya pasca pemberontak menguasai pusat kota Tripoli.

Selama dua hari terakhir, diplomat senior AS telah melakukan pertemuan secara intensif dengan oposisi Libya, Eropa, dan NATO terkait perkembangan situasi Libya. Asisten Menteri Luar Negeri, Jeffrey Feltman, mengingatkan bahwa skenario terbaik adalah Qaddafi turun sekarang. ''Itulah perlindungan terbaik bagi warga sipil,'' katanya.

Perdana Menteri Inggris, David Cameron, juga ikut menegaskan bahwa akhir kekuasaan Qaddafi sudah sangat dekat. “Qaddafi telah melakukan kejahatan paling mengerikan pada rakyat Libya. Oleh karena itu, Qaddafi harus segera pergi untuk menghindari penderitaan orang-orangnya sendiri,” ujar Cameron.

Sekretaris Jendral NATO, Anders Fork Rammusen, menjelaskan orang-orang Libya telah menderita selama 4 dekade di bawah pemerintahan Qaddafi. Menurutnya, sekarang saatnya membuat Libya menjadi negara baru yang berdasar pada kebebasan, keberanian, demokrasi, tidak diktator, bebas berkehendak, dan berdasar keinginan dari rakyat.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement