REPUBLIKA.CO.ID,SOLO - Meski menang dengan skor telak 4-1 atas Palestina di laga persahabatan di Stadion Manahan Solo, Senin (22/08), pelatih timnas Wim Rijsbergen tidak langsung berpuas diri.
Di babak pertama, Wim menyebut timnas masih punya kelemahan terutama tidak bisa memaksimalkan peluang. Itu terjadi karena banyak miskomunikasi yang terjadi hingga permainan tak berjalan lancar.
“Kesalahan mendasar yang sampai sekarang masih dilakukan pemain adalah mereka kadang ingin menunjukkan skill individunya masing-masing sehingga akhirnya tempo permainan jadi terlalu cepat,'' ujar Wim. ''Para pemain kadang kurang sabar untuk bisa menahan bola dan bermain efektif saat menyerang.”
Bola bola panjang yang dimainkan anak-anak adalah imbas dari jarak pemain yang berdiri terlalu jauh. ''Inilah yang saya maksud dengan tidak bisa menjaga tempo permainan dan terlalu terburu-buru”, ungkap mantan pelatih PSM Makassar ini.
Di babak kedua, menurut Wim, pemain sudah mulai bisa menjaga tempo dan mengatur stamina. “Anda bisa melihat sendiri. Di babak kedua, pemain bisa terus konstan menyerang daripada lawan. Pemain kita lebih fit dan sudah mengerti strateginya,” jelasnya.
Meski demikian, Wim mengaku agak khawatir karena dari pertandingan itu ada beberapa pemain yang menderita cedera. Tim pelatih akan terus memantau kondisi mereka.