REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Beberapa pemain timnas Bahrain yang akan berlaga di kulifikasi Piala Dunia adalah jebolan pemain Piala Asia 2007 yang pernah ditekuk Indonesia 1-2. Walau begitu mereka mengaku tidak dibayangi trauma. Sebaliknya, mereka berambisi membalaskan dendam selama empat tahun.
"Tiap pertandingan selalu berbeda. Kamu bisa mencapai hasil baik dan buruk. Tapi itu semua ditentukan dalam 90 menit nanti, bukan yang sudah lalu," ujar pelatih timnas Bahrain, Peter Taylor dalam keterangan pers sebelum pertandingan yang digelar di Jakarta, Senin (5/9).
Karenanya dia yakin peruntungan Bahrain akan berubah. Materi tim yang telah berkembang serta jam terbang yang lebih tinggi, membuat Bahrain kini jauh lebih kuat dibanding Bahrain 2007. "Saat itu saya pun belum melatih mereka. Tentunya akan banyak perbedaan," ujarnya.
Senada dengan Taylor, pemain tim Bahrain Hamad Alenezi menilai timnya kini telah jauh berkembang. Kekalahan di masa lalu tidak akan memperengaruhi mental bertanding tim. "Sekarang kedua tim dihadapkan pada sebuah kompetisi dimana poin sangat penting untuk diraih. Kami akan berjuang demi poin sempurna," ujarnya.
Menurut Hamad, tidak ada istilah favorit dan underdog dalam persaingan di babak kualifikasi. Tiap tim memiliki peluang dan berpeluang lolos ke putaran final kualifikasi. "Yang terpenting adalah bermain baik agar kemenangan mudah diraih," pungkasnya.