REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Islamic Center New York secara resmi dibuka, Rabu (21/9) kemarin. Warga New York segera meramaikan peresmian itu, dimana sekelompok orkestra mini tengah memainkan instrumen Timur Tengah.
Tampak pula pajangan foto yang menampilkan anak-anak dari berbagai etnis menghiasi dinding. Antusiasme warga New York pun mencairkan suasana yang sempat menegang. "Kita telah membuat kesalahan yang tidak masuk akal," papar Sharif El-Gamal, sang Developer, seperti dikutip Al-Arabiya, Kamis (22/9).
Islamic Center dibangun tak jauh dari bekas reruntuhan dua Menara Kembar (WTC). Dalam bangunan ini terdapat ruangan khusus shalat. "Bangunan ini terinspirasi dari markas Pusat Komunitas Yahudi," imbuh Gamal.
Awalnya, ide proyek pembangunan Islamic Center ini menghadapi kritik dan kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk keluarga korban tragedi 9/11. Kini, bangunan itu telah berdiri megah.
Islamic Center tidak hanya dikhususkan untuk umat Islam, namun seluruh penganut agama. Mereka yang datang dipersilakan untuk mencari informasi tentang Islam dan Muslim. "Bangunan ini merupakan bagian dari usaha untuk meluruskan kekeliruan tentang Islam," papar Gamal.
Selanjutnya, kata Gamal, upaya tersebut dilakukan dengan memasukkan keluarga korban tragedi 9/11 menjadi anggota Dewan Islamic Center. "Merupakan kesalahan besar bagi kami jika tidak memasukkan keluarga korban tragedi 9/11 sebagai anggota dewan," ujarnya.
Menurut Gamal, keikutsertaan keluarga korban merupakan kunci untuk mempermudah usaha memperkenalkan Islam dan Muslim. Jadi, tak masalah keikutsertaan itu dianggap sebagai kompromi atau tidak. Yang pasti, Islamic Center terbuka untuk semua.