REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Jepang meluncurkan satelit mata-mata baru ke orbit pada Jumat, sebagai usaha terbaru negara itu untuk mempercepat pengamatan terhadap ancaman rudal Korea Utara, kata pejabat berwenang. Roket H-2A Jepang yang membawa satelit optik baru pengumpul informasi tersebut tinggal landas pada pukul 13.36 waktu setempat (11.36 WIB) dari pusat antariksa Tanegashima di Jepang barat daya.
"Roket itu sukses diluncurkan dan satelit kemudian terpisah menuju ke orbit yang mengelilingi bumi," kata pejabat dari Badan Penjelajahan Antariksa Jepang (JAXA) lewat telepon dari Tanegashima.
Tindakan tersebut merupakan usaha terbaru Jepang untuk membangun sistem pengumpulan data intelijen setelah rudal Korut diluncurkan ke arah kepulauan Jepang pada 1998.
Di tengah tekanan internasional, Korut kembali meluncurkan rudal yang diyakini sebagai rudal generasi ketiga Taepodong-2 pada April 2009 dengan perkiraan jangkauan terbang seluas 6.700 kilometer.
Jepang saat ini memiliki tiga satelit pengumpul informasi di orbit dan satelit terbaru itu akan menggantikan salah satu dari tiga satelit yang telah kadaluwarsa.
Ketiga satelit itu merupakan satelit optik yang dapat menangkap gambar pada siang hari dan saat cuaca cerah.
Dalam dua tahun mendatang, Jepang berencana untuk meluncurkan dua satelit radar yang dapat menangkap gambar pada malam hari dan saat cuaca mendung.
Biaya pengembangan empat satelit itu mencapai 36 miliar yen (470 juta dolar AS), dengan ongkos peluncuran mencapai 10 miliar yen, menurut pemerintah. Sebelumnya, roket tersebut dijadwalkan untuk dikirimkan ke orbit pada 28 Agustus.
Namun JAXA dan perusahaan industri berat Mitsubishi harus menunda peluncuran sebanyak tiga kali karena kondisi cuaca yang buruk akibat badai dan penemuan kesalahan pada sistem.