REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN-- Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Ahad (2/10), mengusulkan "penyelesaian sederhana" bagi konflik Palestina-Israel, yaitu "setiap orang mesti pulang". "Jika para pendukung rejim Zionis ingin menyelesaikan masalah itu ... penyelesaiannya sederhana saja ... setiap orang mesti pulang," ia mengatakan pada konferensi internasional di Teheran, sementara PBB mempertimbangkan permohonan bagi negara Palestina.
"Sebagian orang miskin dibawa ke Palestina dengan janji keamanan dan pekerjaan sementara mereka membuat Palestina jadi pengungsi ... Jadi sekarang orang Palestina mesti pulang ke rumah mereka dan orang yang dibawa ke sini pergi pergi ke rumah mereka," kata Presiden Iran tersebut.
Konferensi Internasional mengenai Palestina selama dua hari di Teheran dihadiri oleh anggota parlemen dari sebanyak 20 negara dan tokoh termasuk Khaled Meshaal, pemimpin di pengasingan dari gerakan HAMAS.
Dalam acara pembukaan Sabtu (1/10), pemimpin spiritual di Iran Ayatollah Ali Khamenei menyampaikan kembali sikap Republik Islam mengenai pemecahan tanah Palestina. "Setiap rencana yang akan mengakibatkan pemecahan Palestina tak dapat diterima," kata Khamenei.
"Setiap yang yang akan menciptakan dua negara ... akan diterima menerima negara Zionis di tanah Palestina." Ahmadinejad, yang terkenal karena mengeluarkan ucapan sengit anti-Israel, pada Ahad (2/10), menyebut negara Yahudi sebagai tumor kanker yang harus dihilangkan untuk menyelamatkan wilayah tersebut dan dunia.
Iran belum mengakui Israel sejak Revolusi Islam 1979 dan mendukung kelompok pejuang Palestina serta Lebanon, yang memerangi negara Yahudi. Pada 23 September, Dewan Keamanan PBB menerima permohonan bagi pengakuan penuh negara Palestina, di tengah penentangan keras Israel dan Amerika Serikat.