REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK - Perdana Thailand Yingluck Shinawattra, dalam pidato yang ditayangkan televisi Jumat malam (7/10), menyebut banjir, yang telah merendam wilayah utara negeri itu selama lebih dari dua bulan, sebagai yang terparah dalam beberapa dasawarsa
Banjir tersebut telah menewaskan 252 orang dan mempengaruhi lebih dari 2.696.521 orang di 28 provinsi, demikian data terakhir pada Jumat dari Departemen Pencegahan dan Pengurangan Bencana.
Baru sebulan sebelumnya, jumlah korban jiwa belum melebihi 100, sehingga peristiwa itu menunjukkan betapa banjir telah bertambah parah baru-baru ini.
Selain itu, keprihatinan mengenai kesehatan masyarakat meningkat kendati pemerintah berusaha mengirim pasokan medis ke wilayah yang dilanda banjir. Rumah sakit terendam sementara orang yang mengungsi dari rumah mereka menderita kondisi kesehatan yang buruk dan akibat air yang tercemar.
Sebanyak 513.860 orang menderita penyakit yang berkaitan dengan banjir. Dan jumlah kasus baru penyakit telah bertambah sebanyak 20.000 per hari, demikian laporan dari Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand, Jumat, sebagaimana dikutip Xinhua.
Ribuan orang juga telah mengalami gangguan mental. Sebanyak 3.104 orang menderita stress dan 4.435 orang menderita depresi. Sejumlah 574 orang menghadapi risiko melakukan bunuh diri, tambah laporan itu.
Para pejabat kesehatan didesak agar memantau wabah penyakit yang berkaitan dengan banjir di wilayah dataran rendah di Thailand utara dan tengah.
Dalam pesan melalui televisi, Yingluck juga memperingatkan banjir tersebut mengancam ibu kota Thailand, Bangkok. Air banjir mengalir ke dalam kota itu dan pemerintah menghadapi ancaman banjir baru. Sementara itu, satu depresi diramalkan melewati Thailand, dan diduga membawa hujan lagi.
"Kita perlu dengan cepat mengalirkan air, terutama dari Sungai Chao Phraya, sebab banyak provinsi di bawah bendungan akan menghadapi resiko serius," kata Yingluck. Sungai tersebut juga mengalir melalui Bangkok.
Yingluck mengatakan pemerintah telah mengerahkan semua perahunya untuk membantu korban dan berusaha meminta bantuan dari sektor swasta. Itu adalah pidato keduanya mengenai banjir dalam dua hari. Ia mengatakan banjir tersebut telah mencapai tingkat krisis pada Kamis (6/10).
Sebanyak 8.000 prajurit dikerahkan untuk membantu rakyat yang menjadi korban banjir, kata Menteri Pertahanan Thailand Jenderal Yuthasak Sasiprapha, Jumat (8/10).