REPUBLIKA.CO.ID, INGGRIS - Kegagalan Inggris untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018, membuat negara tersebut merugi puluhan juta poundsterling. Maklum untuk melakukan kampanye menjadi tuan rumah, Negeri Albino itu telah mengucurkan dana tak sedikit. Namun kenyataan Inggris hanya mendapat dua suara dan harus merelakan jatah tuan rumah pada Rusia.
Dalam laporannya, The Telegraph melansir Inggris merugi sekitar 21 juta poundsterling atau sekitar 293 miliar rupiah. Angka ini lebih besar sekitar Rp 83,8 miliar dari laporan keuangan Football Assosiation (FA) sebelumnya.
Menteri Olahraga Inggris, Hugh Robertson, menyesalkan kerugian yang diderita negaranya untuk kampanye Piala Dunia itu. “Saya menyesal tidak bisa menghentikan FA membuang 15 juta poundsterling untuk penawaran itu,” katanya pada awal pekan, seperti dikutip The Telegraph.
Dalam laporan keuangan FA, mereka menunjukkan rincian tentang pendapatan untuk pencalonan menjadi tuan rumah dan pengeluaran total mereka. Dalam laporannya, disebutkan belanja total mencapai 14 juta poundsterling atau sekitar 196 miliar. Meskipun ternyata pengeluaran total mereka selama dua tahun mencapai 21 juta poundsterling (Rp 293 miliar).
Pengeluaran ini mereka imbangi dengan pendapatan dari pemerintahan lokal setempat senilai 2,5 juta pundsterling (Rp 34,9 miliar). Pihak asosiasi juga mendapatkan dana dari sponsor senilai 4,5 juta poundstreling (Rp 62,8 miliar). Hingga saat ini diperkirakan pengeluaran dana untuk kampanye menjadi tuan rumah Piala Dunia itu mencapai 15 juta poundsterling (Rp 209,4 miliar). Jumlah ini sama seperti yang diungkapkan Robertson.
Robertson berpendapat, dalam penentuan tuan rumah Piala Dunia 2018 itu, FIFA memang sudah menyasar tuan rumah di wilayah-wilayah baru sebagai pihak penyelenggara. Melihat hasil yang mereka dapatkan, ia baru menyesalinya dan berharap mengetahui keadaan tersebut lebih awal. Sehingga, Inggris tidak membuang-buang dana investasi yang ada