REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Detik-detik terakhir mantan pemimpin Libya, Muammar Qaddafi hingga menemui ajal perlu diperjelas dan diselidiki. Demikian seruan Kantor Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Jumat.
"Keterangan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan apakah ia tewas dalam pertempuran atau setelah penangkapannya," kata lembaga itu.
"Tampaknya ada empat atau lima versi yang berbeda dari bagaimana dia meninggal. Seperti Anda ketahui, setidaknya ada dua rekaman video, yang diambil melalui ponsel. Satu menunjukkan dia hidup dan tampak sehat dan satu yang menunjukkan dia mati. Secara keseluruhan, video ini sangat mengganggu," kata pernyataan lembaga ini.
Badan itu mengatakan penting bahwa "keadilan ditegakkan". "Hak asasi manusia harus menjadi landasan semua kebijakan dan tindakan di negeri Libya yang baru," kata pernyataan itu.
"Ribuan korban mengalami penghilangan, penyiksaan, dan pelanggaran HAM berat sejak konflik pecah pada bulan Februari 2011. Menurut lembaga ini, mereka yang menderita akibat pelanggaran hak asasi manusia di Libya memiliki hak untuk mengetahui kebenaran, untuk melihat budaya impunitas diakhiri, dan menerima reparasi."
Sebelumnya, Mahmoud Jibril, perdana menteri pemerintahan transisi Libya, menyatakan Qaddafi ditangkap hidup-hidup dan terluka pada Kamis saat tentara dari Dewan Transisi Nasional (NTC) menyerbu kampung halamannya di Sirte. Tapi bentrokan senjata meletus antara pejuang NTC dan pendukung Qaddafi, kemudian Sang Kolonel diangkut ke truk dengan luka di lengannya.
Baku tembak kembali meletus dalam perjalanan menuju rumah sakit dan Qaddafi dinyatakan tewas.