Ahad 30 Oct 2011 09:24 WIB

Kedubes AS Diserang, Serbia Tangkapi Anggota Islam Wahhabi

Polisi Khusus Bosnia melakukan pemeriksaan terhadap pengemudia yang menuju Desa Gornja Maoca, sekitar 200 km dari Sarajevo, setelah terjadi insiden penyerangan Keduba AS di Sarajevo.
Foto: AP/Amel Emric
Polisi Khusus Bosnia melakukan pemeriksaan terhadap pengemudia yang menuju Desa Gornja Maoca, sekitar 200 km dari Sarajevo, setelah terjadi insiden penyerangan Keduba AS di Sarajevo.

REPUBLIKA.CO.ID,BEOGRAD - Polisi Serbia, Sabtu (29/10), telah menangkap 17 orang di wilayah Sandzak. Penangkapan ini dilakukan setelah seorang yang diduga pengikut gerakan garis keras menyerang kedutaan besar Amerika Serikat di Sarajevo.

"Pagi ini pada pukul 5 waktu setempat, operasi polisi dilancarkan terhadap gerakan Islam garis keras Wahhabi di Navi Pazar, Sjenica dan Tutin," kata Menteri dalam Negeri, Ivica Dacic, pada kantor berita Tanjug.

Ketiga kota di Serbia baratdaya itu merupakan kota dengan komunitas Muslim terbesar. Sementara kepala polisi, Serbia Milorad Veljovic, kepada saluran televisi swasta B92 mengatakan bahwa sebanyak 17 orang telah ditangkap. salah satu dari mereka berasal dari Bosnia.

Polisi telah melakukan penelusuran di sekitar 18 lokasi. Mereka menyita sejumlah komputer, CD, telepon genggam, rekaman audio, video dan juga buku.

Penangkapan dilakukan setelah insiden penyerangan terhadap kedutaan besar AS oleh seorang warga Serbia yang diduga memiliki hubungan dengan masyarakat Wahhabi setempat. Pelaku adalah seorang warga Serbia dari Novi Pazar yang dikenali sebagai Mevlid Jasarevic.

Jasarevic terluka dan ditangkap setelah melepaskan tembakan ke kedubes AS di Sarajevo pada Jumat lalu. Seorang penjaga polisi terluka dalam serangan itu. "Semua 17 orang yang ditangkap itu diduga terkait dengan Mevlid Jasarevic," kata Veljovic.

Bosnia menampung minoritas kecil pengikut Wahhabi. Sebuah kelompok Islam yang amat keras dan sangat konservatif serta dominan di Arab Saudi.

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement