REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Rabu (2/11), menyampaikan keprihatinannya sehubungan dengan keputusan Israel untuk membuat permukiman baru di Jerusalem dan Tepi Barat sebagai tanggapan atas masuknya Palestina ke Organisasi Pendidikan, Sains dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan oleh jurubicaranya, ban menyeru Israel untuk membekukan semua kegiatan permukimannya di wilayah sengketa, dan mengatakan, "Kegiatan permukiman Israel bertolak belakang dengan hukum internasional dan merugikan jalannya perundingan."
Konferensi Umum UNESCO pada Senin (31/10) melakukan pemungutan suara dan menerima Palestina sebagai anggota penuh UNESCO, dan Israel menanggapi dengan memerintahkan babak baru pembangunan permukiman pada Selasa (1/11).
Roadmap bagi Perdamaian Timur Tengah adalah rencana bagi penyelesaian dua-negara yang dirancang oleh Kuartet diplomatik bagi Perdamaian Timur Tengah. Kuartet Internasional --yang terdiri atas Amerika Serikat, PBB, Uni Eropa, dan Federasi Rusia-- baru-baru ini menyeru kedua pihak agar melanjutkan pembicaraan perdamaian langsung --yang macet sejak 2010.
Ban khawatir mengenai perkembangan antara Palestina dan Israel. Ban juga menyeru kedua pihak "agar menahan diri dari tindakan provokasi dan bekerjasama dengan Kuartet dalam tiga bulan ke depan, dalam konteks komitmen bersama guna melanjutkan perundingan," demikian isi pernyataan itu.