REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH — Akhirnya dua kubu yang telah lama berseberangan di Palestina, Fatah dan Hamas sepakat untuk mengadakan pemilu pada bulan Mei 2012 mendatang. Kesepakatan tersebut merupakan langkah besar bagi penyatuan Palestina dan mengakhiri keretakan selama empat tahun. Presiden Abbas dan Pemimpin Tertinggi Hamas Khaled Mashaal diharapkan menyetujui kesepakatan rencana pemilu secara formal pada 25 November mendatang di Kairo.
Juru Runding Senior Fatah, Azzam al-Ahmad mengatakan, kedua belah pihak sepakat merencanakan pemilu. Pembicaraan bagaimana pemilu akan dilakukan akan dibicarakan secara diam-diam dan diharapkan bisa disetujui secara formal akhir bulan ini. Rencana pemilu tersebut meminta masing-masing pihak untuk mempersiapkan pengambilan suara. Namun sepertinya pemilu akan dilakukan tanpa memasukkan Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad.
Pencopotan Fayyad dalam pemerintahan Palestina, terang al-Ahmad, merupakan pertaruhan besar. Sebab Fayyad merupakan ahli ekonomi lulusan AS yang sangat dihormati di Barat. Dia juga merupakan kunci bagi mengalirnya dana ratusan juta dolar dari bantuan internasional. Namun, sayangnya Hamas keberatan dengan masuknya Fayyad dalam pemerintahan. Mereka menganggap Fayyad sebagai pion Barat.