REPUBLIKA.CO.ID, BUKARES - Seorang wali kota di Romania telah memulai mogok makan guna memprotes pemangkasan subsidi penghangat ruangan yang diberlakukan berdasarkan upaya penghematan pemerintah, sehingga mengangkat kembali kenangan mengenai beberapa tahun terakhir komunisme, yang berjalan keras.
Wali Kota Florin Cazacu mengatakan 10.000 warga di kota Brad, Romania tengah, menghadapi temperatur rendah di rumah mereka karena balai kota kekurangan tiga juta lei (925.200 dolar AS) dari anggaran pemerintah untuk membeli bahan bakar buat musim dingin.
"Rakyat mulai menderita akibat cuaca dingin, ini lah sebabnya mengapa saya memulai protes ini," kata Cazacu kepada Reuters. "Saya diambil sumpah ... untuk melakukan apa saja dengan segenap kemampuan dan wewenang saya demi rakyat."
Selama beberapa tahun terakhir pemimpin komunis Nicolae Ceaucescu, pemanas dimatikan berdasarkan upaya penghematan dengan tujuan membayar kembali utang luar negeri Romania.
Tindakan itu membuat banyak warga menderita sebelum Ceaucescu digulingkan pada 1989. Standard hidup sejak itu telah naik tajam tapi musim dingin tetap berat buat banyak orang Romania.
Negara paling miskin kedua di dalam Uni Eropa tersebut memperkenalkan langkah penghematan ketat tahun lalu, termasuk pemotongan gaji dan kenaikan pajak pertambahan nilai ke salah satu tingkat tertinggi di Uni Eropa.
Romania telah berjanji kepada Dana Moneter Internasional (IMF), yang memimpin kesepakatan bantuan sebesar lima miliar euro, guna meliberalkan pasar energi dan gasnya, menaikkan harga yang terkendali dan menghapuskan subsidi pemerintah bagi pemanas terpadu.
Temperatur pada musim dingin turun sampai minum 30 derajat Celsius di wilayah sekitar Brad, yang memiliki 17.000 warga secara keseluruhan.
Karena apartemen di Brad tak terhubung dengan saluran gas utama, sebagian warga menggunakan pemanas listrik tapi itu telah mengakibatkan seringnya terjadi pemadaman akibat buruknya saluran listrik.
"Saya akan tetap melakukan mogok makan selama itu diperlukan ... dan hanya akan menghentikan protes jika pemerintah menjamin dana yang diperlukan buat kami," kata Cazacu --yang berusia 46 tahun.