Senin 28 Nov 2011 18:34 WIB

Peledakan Pipa Gas Warnai Pemilihan Umum Mesir

Rep: Ditto Pappilanda/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Rangkaian pipa gas Mesir yang mengirimkan pasokan ke Yordania dan Israel meledak, Senin (28/11), dan diduga merupakan upaya sabotase. Saksi dan pihak keamanan mengabarkan kejadian yang terjadi hanya beberapa jam sebelum negara tersebut menggelar pemilu bebas pertamanya sejak Presiden Hosni Mubarak digulingkan, Februari lalu.

Ledakan menghantam pipa di sebelah barat al-Arish di Sinai. Ledakan kedua terjadi secara berturut-turut sekitar 100 meter dari ledakan pertama. Kantor berita negara, MENA, mengatakan ledakan terhadi di daerah al-Sabil daerah. Pasukan keamanan dan truk pemadam kebakaran bergegas ke tempat kejadian begitu mendapatkan laporan.

Sumber-sumber keamanan mengatakan pemicu ledakan itu dilakukan dari jarak jauh yang dilacak dari dua kendaraan yang ditemukan di daerah tersebut. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini.

Pipa gas, yang memasok gas ke Yordania dan Israel, terakhir diserang pada 25 November kemarin. Ini adalah serangan kedelapan sejak Mubarak mengundurkan diri pada tanggal 11 Februaridan serangan yang kesembilan, dengan serangan pertama yang dilakukan beberapa hari sebelum Mubarak digulingkan.

Sudah 20 tahun Mesir memasok gas ke Israel, yang perjanjian kerjasamanya ditandatangani di era Mubarak. Kerjasama ini tidak begitu disukai publik Mesir, karena mengganggap negara Yahudi tersebut tidak membayar gas dengan harga yang seharusnya.

Eksekutif dari East Mediterranean Gas Co (EMG), yang mengekspor gas Mesir ke Israel, Juli lalu mengatakan bahwa pemegang saham internasional di perusahaannya sedang melakukan tuntutan hukum melawan Mesir senilai 8 miliar dolar atas kerugian dari pelanggaran kontrak pasokan gas, menyusul gangguan yang disebabkan oleh serangan pipa.

Bulan ini pemerintah Mesir mengatakan akan memperketat tindakan keamanan sepanjang rangkaian pipa dengan menginstal perangkat alarm dan merekrut patroli keamanan dari suku Badui.

Aksi pemboman pipa sebelumnya dilakukan oleh militan yang meningkatkan aktivitas di Sinai, dengan mengambil keuntungan dari kekosongan keamanan yang disebabkan oleh jumlah pasukan polisi yang sedikit setelah Mubarak disingkirkan

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement