REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN - Kaum Muslim di Provinsi Kalimantan Selatan dalam menyambut dan memaknai hari Asyura atau 10 Muharram 1433 Hijriah, Selasa, melakukannya dengan beragam cara.
Seperti Kesultanan Banjar Kalsel, dengan Sultan Muda Pangeran Khairul Saleh, menyediakan 8.000 porsi bubur Asyura untuk para warga yang datang ke Alun-alun Ratu Siti Zulaeha di Martapura (40 Km utara Banjarmasin).
Sementara beberapa kelompok masyarakat Muslim di Banjarmasin, juga sibuk bergotong-royong membuat bubur Asyura salah satu makanan khas daerah Banjar pada setiap 10 Muharram penanggalan hijriah.
Sebagai contoh kaum hawa di bilangan Gajah Mada Komplek Beruntung Jaya Banjarmain, juga sibuk membuat bubur asyura, yang bahan bakunya dari hasil patungan warga setempat.
Namun ada pula yang menyambut hari Asyura dengan bentuk peribadahan lain, seperti membaca amalan-amalan yang dianjurkan para pemuka agama, antara lain melaksanakan shalat sunat empat rakaat serta membaca surat Al Ikhlas sebanyak 1000 kali. Selain itu, melakukan ibadah puasa sunah, memperbanyak sedekah serta menyantuni anak-anak yatim, seperti dengan mengusap-usap rambutnya dan memuliakan fakir miskin.
Menurut pemuka agama tersebut, fadhilath/kaidah puasa pada hari Asyura, nilai pahalanya sama dengan seribu kali haji, seribu kali umrah, seribu kali syahid dan diharamkan dari neraka. Dengan membaca surat Al Ikhlas 1.000 kali, maka Allah SWT akan memandangnya di akhirat dengan pandangan kasih.
Begitu pula dengan mengusap-usap rambut anak yatim dengan rasa kasih dan sayang, maka Allah SWT akan menganugerahkan kebaikan di surga atas tiap-tiap rambut yang diusapnya.
Bagi yang memuliakan fakir miskin pada hari Asyura, maka Allah SWT akan melapangkan alam kubur yang bersangkutan.
Beberapa catatan kejadian pada hari Asyura, antara lain Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa dari kejaran tentara Fiarun Mesir dan Nabi Ibrahim selamat dari kobaran api atas kezaliman Raja Namrud kala itu.