Kamis 08 Dec 2011 13:03 WIB

Diam-Diam AS Buka 'Kedutaan' di Iran...Langsung Diberangus di Hari Pertama

Kedutaan Virtual AS untuk Tehran
Foto: .
Kedutaan Virtual AS untuk Tehran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Secara fisik, Amerika Serikat dan Iran tak lagi memiliki hubungan diplomatik, sejak kedutaan AS di negeri itu ditutup. Namun baru-baru ini, pemerintah Iran mengendus adanya kedutaan virtual pemerintah AS bagi rakyat Iran. Maka sehari setelah peluncuran, akses situs itu langsung diberangus pemerintah.

Situs http://iran.usembassy.gov/ terbuka dan dapat diakses pada hari pertama, mungkin karena hari libur keagamaan di Iran. tetapi pada Rabu dini, situs itu tak lagi bisa diakses.

Kedutaan yang hanya bisa diakses secara online itu merupakan inisiatif Menlu AS Hillary Clinton. Dalam wawancara dengan BBC Persia,  Clinton mengatakan Amerika Serikat berencana untuk mendirikan sebuah "kedutaan virtual" pada akhir tahun ini untuk meningkatkan pemahaman AS dan Iran, terutama untuk kepentingan pariwisata dan belajar.

Pejabat parlemen Iran, Ali Larijani, mengatakan tak lama kemudian bahwa rencana kedutaan online akan gagal, dan menuduh lobi Yahudi di AS berada di balik proyek tersebut.

"Upaya-upaya tersebut tidak harus ditanggapi dengan serius," katanya.

Ia juga menganggap, hal itu semata-mata hanya bentuk pengalihan isu dalam negeri AS. "Upaya ini juga ditujukan untuk menutupi masalah internal di Partai Demokrat sebelum pemilihan presiden AS tahun depan," tambahnya.

Mengenai pemblokiran akses itu, Gedung Putih menyatakan penyesalannya. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Rabu, mereka menyatakan mengutup pembatasan akses internet oleh pemerintah Iran bagi warganya. "Pemerintah Iran telah sekali lagi menunjukkan komitmennya untuk membangun tirai elektronik dan sensor bagi rakyatnya sendiri," demikian pernyataan itu.

Iran dan AS tidak memiliki hubungan diplomatik dan tidak ada kedutaan besar di ibukota masing-masing selama lebih dari tiga dekade. Swiss mewakili AS di Teheran, sementara Iran diwakili oleh Pakistan di Washington.

sumber : Haaretz
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement