REPUBLIKA.CO.ID, Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan bahwa Turki tidak akan pernah menjadi pihak yang bergabung dengan asing untuk ikut campur tangan di Republik Islam Iran.
Pada Sabtu kemarin (24/12), Davutoglu juga menegaskan bahwa hubungan Teheran-Ankara telah meningkat pesat selama sembilan tahun terakhir dan hubungan sebelumnya tidak pernah sebaik saat ini.
"Turki tidak akan menjadi bagian dari setiap intervensi asing di Iran," katanya.
Dia menambahkan bahwa dirinya sering melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi lebih daripada sejawatnya yang lain. Menlu Turki mengatakan bahwa keduanya mengadakan pertemuan rutin untuk membahas isu-isu kepentingan bersama dan perkembangan regional.
Berkaitan dengan penentangan Iran terhadap penempatan sistem pertahanan rudal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang akan berbasis di Turki, Davutoglu mengatakan, "Meskipun terjadi perbedaan dalam sudut pandang, tetapi Tehran dan Ankara memiliki pandangan yang sama di banyak hal."
Davutoglu juga menekankan bahwa Tehran memiliki hak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai dan menyerukan dialog guna menyelesaikan masalah program nuklir Iran.
Amerika Serikat, Israel, dan beberapa sekutunya menuduh Tehran menyalahgunakan program nuklir damainya untuk tujuan militer. AS dan Barat telah menggunakan tuduhan palsunya sebagai alasan untuk menjatuhkan sanksi terhadap Iran dan bahkan menyerukan serangan terhadap negara ini.
Iran telah berulang kali menyatakan bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Tehran memiliki hak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.