REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bentrokan antara Polri dengan Masyarakat Bima di Pelabuhan Sape dinilai sebagai bentuk kelalaian intelijen Polri yang tidak mampu melakukan deteksi dini. Intel Polri dinilai gagal sehingga massa terprovokasi dan aparat intelijen tidak mampu melakukan operasi kontra intelijen terlebih dahulu. Massa kemudian menutup pelabuhan sehingga fasilitas umum itu tidak dapat berfungsi maksimal.
"Intelijen Polri mati suri," jelas Wakil Ketua Komisi III, Muhammad Nasir Djamil, saat dihubungi, Senin (26/12). Jika memang mampu, jelasnya, seharusnya intelijen Polri mampu menghimpun informasi dan melaksanakan operasi kontra intelijen untuk dapat mencegah massa berkerumun. Mereka akhirnya tidak terprovokasi melakukan aksi-aksi pelanggaran pidana yang merugikan negara.
Nasir menyatakan intelijen tidaklah tidur saja. Mereka harus mampu melakukan pencegahan sehingga masyarakat merasa terlindungi. Masyarakat perlu diberikan pemahaman bahwa ada pelanggaran pidana jika mereka menutup pelabuhan. "Mereka itu manusia, saya yakin masih bisa diberikan pemahaman," paparnya.