Selasa 03 Jan 2012 20:25 WIB

PBNU: Itu Bukan Konflik Suni-Syiah

Ketua PBNU KH Said Agil Siradj (tengah) bersama  14 pimpinan ormas Islam se-Indonesia dalam deklarasi Forum Persahabatan Umat Islam.
Foto: Republika/Imam Budi Utomo
Ketua PBNU KH Said Agil Siradj (tengah) bersama 14 pimpinan ormas Islam se-Indonesia dalam deklarasi Forum Persahabatan Umat Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan, kasus pembakaran pesantren yang dikelola kelompok Syiah di Sampang, Madura, beberapa waktu lalu bukan konflik Sunni-Syiah.

"Ini bukan konflik Sunni-Syiah, tapi konflik keluarga," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj kepada wartawan di kantor PBNU, Jakarta, didampingi Wakil Ketua Umum PBNU As`ad Said Ali, Ketua PBNU Arvin Hakim Toha dan Bendahara Umum PBNU Bina Suhendra.

Said Aqil mengatakan, selama ini tidak ada perselisihan antara Sunni-Syiah di Indonesia, apalagi konflik NU-Syiah.

PBNU mengimbau kasus di Sampang ini dilokalisasi sebagai konflik keluarga, karena faktanya seperti itu, tidak dibuat melebar ke mana-mana, apalagi, saat ini dunia Islam membutuhkan persatuan, baik lintas mahzab, aliran, etnis, maupun politik.

Said Aqil menyatakan telah berbicara dengan Gubernur Jawa Timur dan Bupati Sampang. Mereka menyatakan sanggup menyelesaikan kasus ini.

Pesantren Misbahul Huda di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, yang dikelola warga Syiah diserang sekelompok orang, Kamis (29/12). Tiga rumah dan satu mushala habis terbakar, namun tak ada korban jiwa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement