REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan, kasus pembakaran pesantren yang dikelola kelompok Syiah di Sampang, Madura, beberapa waktu lalu bukan konflik Sunni-Syiah.
"Ini bukan konflik Sunni-Syiah, tapi konflik keluarga," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj kepada wartawan di kantor PBNU, Jakarta, didampingi Wakil Ketua Umum PBNU As`ad Said Ali, Ketua PBNU Arvin Hakim Toha dan Bendahara Umum PBNU Bina Suhendra.
Said Aqil mengatakan, selama ini tidak ada perselisihan antara Sunni-Syiah di Indonesia, apalagi konflik NU-Syiah.
PBNU mengimbau kasus di Sampang ini dilokalisasi sebagai konflik keluarga, karena faktanya seperti itu, tidak dibuat melebar ke mana-mana, apalagi, saat ini dunia Islam membutuhkan persatuan, baik lintas mahzab, aliran, etnis, maupun politik.
Said Aqil menyatakan telah berbicara dengan Gubernur Jawa Timur dan Bupati Sampang. Mereka menyatakan sanggup menyelesaikan kasus ini.
Pesantren Misbahul Huda di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, yang dikelola warga Syiah diserang sekelompok orang, Kamis (29/12). Tiga rumah dan satu mushala habis terbakar, namun tak ada korban jiwa.