Sabtu 07 Jan 2012 23:59 WIB

Pengembangan Mobnas Terkendala Gengsi Sosial

Mobil Esemka karya siswa SMK Solo yang dijadikan mobil dinas Walikota dan Wakil Walikota Solo.
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Mobil Esemka karya siswa SMK Solo yang dijadikan mobil dinas Walikota dan Wakil Walikota Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Adanya gengsi sosial di masyarakat untuk menggunakan produk-produk yang bermerek menjadi kendala dalam pengembangan mobil nasional (Mobnas).

Demikian dikatakan Sosiolog Universitas Negeri Semarang, Rini Iswari, Sabtu 97/1). "Di masyarakat memang ada semacam gengsi jika menggunakan produk bermerek, produk-produk luar negeri," ujarnya usai pelaksanaan Olimpiade Sosiologi SMA/MA se-Jawa I Universitas Negeri Semarang (Unnes) 2012, di Semarang.

Menurut Rini yang juga Ketua Panitia Olimpiade Sosiologi itu, produk-produk impor yang identik dengan merek terkenal masih lebih dianggap bagus dan bergengsi, meski kualitas produk lokal sebenarnya sama.

Gengsi sosial itulah, kata dia, membuat produk buatan anak negeri, termasuk mobil buatan anak-anak sekolah menengah kejuruan (SMK) akan bersaing secara gengsi dengan produk-produk impor dan bermerek.

Di sisi lain, pengajar sosiologi dan antropologi Unnes itu mengakui bahwa kemunculan mobil bertitel Esemka yang kemudian ramai dipesan banyak kalangan itu menunjukkan ada kerinduan dan kebanggaan produk lokal. "Antara gengsi sosial dan kebanggaan itu saling tarik menarik. Kalau saya lihat, sama-sama kuat. Gengsi sosial masih ada, kebanggan juga besar. Ini tergantung langkah pemerintah ke depan bagaimana," jelas Rini.

Rini meminta pemerintah agar merespon produk anak SMK itu dan menentukan kebijakan untuk mengembangkan program Mobnas, seiring kuatnya respon masyarakat terhadap karya bangsa.

Kalau pemerintah segera bersikap untuk pengembangan mobil nasional, kata dia, gengsi sosial akan tergeser dengan kebanggan untuk lebih menggunakan produk-produk lokal dengan kualitas yang tak kalah bagus. "Langkah Walikota Solo, Joko Widodo, yang membuat mobil Esemka ramai diperbincangkan dan banyak dipesan berbagai kalangan pejabat sangat bagus. Termasuk juga peran media dalam mempublikasikannya," katanya.

Kampanye penggunaan produk lokal, menurut Rini, sebenarnya sudah banyak dilakukan. Hal ini diawali oleh mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang selalu mengenakan dan mengenalkan produk lokal dalam berbagai kesempatan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement