Senin 09 Jan 2012 10:53 WIB

Stop Kucuran Duit AS, Israel Harus Jadi 'Hongkongnya' Timur Tengah?

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Suasana kota Tel Aviv, Israel
Foto: swcs.com.au
Suasana kota Tel Aviv, Israel

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS - Bakal calon kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Ron Paul pada acara kampanyenya Ahad sore (8/1) di Texas mengusulkan hubungan yang berbeda antara Amerika Serikat (AS) dan Israel. Ia mengusulkan agar Israel dapat menjadi ‘Hongkongnya Timur Tengah’.

Usulan Paul ini bertujuan agar Israel bisa mandiri secara finansial, tanpa mengandalkan bantuan dana dari AS. Israel, jelas Paul, harus mempertahankan posisi mereka dengan tetangganya (Palestina). Karena itu Israel harus mempertahankan perbatasannya dengan bisnis yang mereka punya.

"Jika mereka ingin memiliki perjanjian damai dengan tetangga mereka, mereka tidak harus meminta izin kami," kata Paul dalam The Washington Post. Tujuan menjadikan Israel sebagai ‘Hongkongnya Timur Tengah’ itu, ungkap Paul, agar penduduk Israel semakin makmur dalam ekonomi.

Sontak usulan Paul ini dipandang dingin oleh pendukung Yahudi Zionis di AS. Para pendukung negara Israel di AS beranggapan bahwa usulan Paul tersebut akan menjadi batu sandungan antara pemilih Partai Republik dan para pendukung Israel termasuk lobi Yahudi.

Pandangan Paul memang cukup kontroversial, ia bahkan sempat berkomentar “Saya tidak harus mengambil uang dari siapa pun di AS dan mengirimnya ke Israel,” ujarnya. Bahkan sebelumnya ia sempat menentang berbagai agresi AS terhadap Irak dan Afganistan.

Pemilihan Presiden AS 2012 mendatang memang semakin memanas. Sebuah jajak pendapat yang dirilis Minggu pagi Suffolk menunjukkan Paulus hanya mendapatkan momentum di wilayah New Hampshire sekitar 20 persen sampai 35 persen. Mantan gubernur Massachusetts, Mitt Romney, sehari sebelumnya mengatakan, dukungan terhadap Paulus hanya akan sebesar 17 persen dibandingkan dengan calon kandidat dari Republik lain seperti Romney telah mencapai 39 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement