REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Budi Susilo Supandji, menilai, mobil Kiat Esemka yang dibuat oleh siswa SMK Negeri 2 Solo itu sebagai bentuk nasionalisme.
"Mobil nasional yang dibuat oleh putra-putra bangsa tersebut patut dihargai dan dibanggakan," kata Budi di Jakarta, Rabu (11/1). Namun, lanjut dia, agar mobil nasional itu bisa digunakan secara umum, maka harus melalui uji atau audit teknologi untuk mengetahui sejauhmana mobil itu mempunyai sertifikasi.
"Ini perlu dilakukan. Saat ini kita melihat ke arah itu dulu, tetapi semangatnya harus dihargai sebagai potensi nasional yang patut dibanggakan," kata Budi.
Sebelumnya, Pengamat sosial Universitas Negeri Padang (UNP) Prof Azwar Ananda berpendapat mobil Kiat Esemka yang dirakit siswa SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Solo, dapat menjadi simbol nasionalisme bangsa.
"Kehadiran mobil nasional Kiat Esemka dapat dijadikan simbol nasionalisme bangsa Indonesia, karena memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat yang menginginkan identitas," kata dia di Padang, Rabu.
Ia mengatakan, hasrat untuk mencapai keaslian dan identitas bangsa adalah salah satu unsur nasionalisme karena masyarakat saat ini sudah jenuh dengan produk impor.
Oleh karena itu, Kiat Esemka perlu didukung oleh semua pihak, namun keterlibatan investor asing harus dihindari karena selain untuk menjaga keaslian sebagai karya anak bangsa, juga menghindari harga jual yang tinggi, kata dia yang merupakan guru besar Pendidikan Kewarganegaraan UNP.