TEHERAN - Pembunuhan ilmuwan nuklir Iran memercikan kemarahan mendalam di Teheran, Kamis(12/1). Kemarahan rakyat Iran terutama ditujukan terhadap negara yang mereka anggap tersangka utama, Israel dan Amerika Serikat, meski kedua negara menyatakan tak memiliki kaitan dengan pembunuhan tersebut.
Beberapa media beraliran keras bahkan menyerukan aksi balas dendam. Salah satu media tersebut, Keyhan, menuliskan dalam editorialnya bahwa 'pembunuhan terhadap pejabat dan tokoh militer Israel bisa dilakukan'.
Surat kabar itu juga menyebut reaksi pemerintah hanyalah kemarahan. Perlu lebih dari itu, kebijakan harus diambil.
Dalam surat berisi kecaman keras yang dilayangkan Dewan Keamanan PBB, Iran menyatakan memiliki bukti tanpa nama bahwa 'empat sekawan asing--dua di antaranya AS dan Israel--berada di balik pembunuhan sang ilmuwan, Mustafa Ahmadi Rushan, pada Rabu kemarin.
Deputi direktur fasilitas pengayaan uranium Iran itu meninggal di tempat ketika dua pengendara motor menaikki mobilnya yang terjebak di kemacetan Teheran saat jam sibuk dan melemparkan bom magnet yang langsung meledakk di dalam mobil sang ilmuwan.
Ledakan itu juga menewaskan pengemudi dan pengawal Ahmadi Rushan serta melukai sepertiga penumpang di dalam Peugot 405 itu.