REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM - Ulah tokoh anti Islam Belanda, Geert Wilders, kian mengkhawatirkan. Bila terus dibiarkan, ulahnya akan membahayakan perdamaian antar umat beragama.
Penulis buku dan juga editor Newsweek, Christoper Dickey, menilai tindak-tanduk Wilders dalam kampanye perang terhadap Islam perlu mendapat perhatian. Sebab, sulit dipercaya apa yang ia katakan. Bisa saja, ia hanya mencari sensasi guna memperoleh posisi yang tepat untuknya dalam panggung politik dunia.
"Eropa, bagaimanapun banyak dipengaruhi Wilders. Saat ini, ia boleh bilang tokoh sayap kanan paling lantang menyuarakan anti Islam di seluruh Eropa,'' kata Dickey seperti dikutip thedailybeast.com, Senin (16/1).
organisasi sayap kanan juga mulai menunjukan eksistensinya. Liga Pertahanan Inggris dan Casapound Italia merupakan contohnya.
Sementara mantan anggota Parlemen Belanda, Ayaan Hirsi Ali, menilai Wilders tidak bisa membedakan Islam dan kekerasan. Padahal, umat Islam di seluruh dunia begitu beragam. ''Dia justru mempersempit keragaman itu dengan mengatakan Islam adalah kekerasan. Hal itulah yang berbahaya," kesal Hirsi.
Frits Bokestein, mentor Wilders yang merupakan mantan ketua umum Partai VVD, pun menyatakan 'teriakan' Wilders terlalu berlebihan. "Wilders mengatakan hal yang tidak benar. Ia terlalu berlebihan," ujarnya.