REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staff Angkatan Darat, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, menjelaskan bahwa proses pembelian Tank Leopard belum final. Sampai saat ini belum ada kesepakatan harga. Peninjauan terhadap kondisi tank masih terus dilakukan. "Kita ingin cepat disetujui," imbuhnya.
"Ada 150 tank kelas berat yang ada. Saat ini sudah digudangkan di Belanda," jelasnya, di Mabes TNI Cilangkap, Rabu (18/1). Tank tersebut dinilainya sangat dibutuhkan untuk menambah kekuatan tempur Angkatan Darat yang saat ini sudah jauh dari standard. Tank-tank di Angkatan Darat, jelasnya, sudah berumur lebih dari 50 tahun, sehingga sangat tertinggal.
Pihaknya tidak setuju dengan anggapan bahwa tank kelas berat ini tidak layak dengan kondisi geografis Indonesia yang berbukit-bukit. "Jangan dulu menyimpulkan seperti itu," jelasnya. Negara-negara di Asia Tenggara sama medannya seperti Indonesia. Toh, mereka juga memiliki tank kelas berat.
Rencananya tank tersebut diumanfaatkan oleh 11 batalyon yang ada. Dua diantaranya adalah batalyon baru, yaitu 95 bernama Scorpion. Semua batalyon memiliki tank kelas ringan. "Belum ada yang kelas berat. Karena itu kehadiran Tank Leopard kita butuhkan," paparnya.