REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan menolak permintaan utusan khusus Amerika Serikat (AS) Marc Grossman mengunjungi negara itu, kata pejabat tinggi, kemarin, menyoroti peningkatan ketegangan di antara sekutu bermasalah tersebut. Ia tidak merinci alasan penolakan itu.
"Duta Besar Grossman minta mengunjungi Pakistan, tapi kami sampaikan kepadanya bahwa itu tidak mungkin pada saat ini," kata pejabat tinggi pemerintah, yang menolak disebutkan namanya, kepada kantor berita Inggris, Reuters.
Hubungan Islamabad dengan Washington berada di titik terendah pada tahun ini akibat serangan udara lintas perbatasan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang menewaskan 24 tentara Pakistan pada 26 November. Peningkatan ketegangan itu mengancam kemunduran usaha perdamaian di Afghanistan, tetangganya, tempat AS secara bertahap menarik pasukannya setelah satu dasawarsa perang.
Kerja sama Pakistan dianggap penting, karena sejarah panjang hubungannya dengan kelompok pejuang, untuk membujuk Taliban bergabung dalam perundingan. Grossman, Wakil Khusus AS untuk Afganistan dan Pakistan, mengunjungi Afganistan dan Qatar pada pekan ini, kata Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, pada pekan lalu.
Pakistan, pada awal Desember 2011, menyatakan meninjau kerja sama dengan AS dan NATO. Parlemen saat ini tengah meninjau tanpa memberikan tenggat untuk pemberian sarannya kepada pemerintah. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner, pada Selasa, menyatakan Pakistan seharusnya memutuskan peninjauan itu sebelum kunjungan Grossman mendatang.
"Panitia parlemen sedang mengaji tingkat hubungan dengan AS dan jenis hubungan, yang harus kami miliki dengan Washington pada masa depan. Satu hal, yang dapat saya katakan, adalah bahwa hubungan itu pada masa depan akan terbuka dan ada hal baru keterlibatan dengan Amerika Serikat dalam kontra-terorisme," kata seorang pejabat pemerintah.
Hubungan Washington dengan Islamabad rusak parah pada Januari 2011 akibat pembunuhan dua warga Pakistan oleh kontraktor badan sandi AS, CIA. AS makin membuat marah dan mempermalukan tentara kuat Pakistan pada Mei 2011 dengan serangan sepihak pasukan khusus yang menewaskan pemimpin Alqaida, Usamah bin Ladin. Pakistan menyatakan serangan itu, yang tidak diberitahukan, adalah pelanggaran terhadap kedaulatannya.
Hubungan kepemimpinan warga dengan tentara Pakistan juga pada titik terburuk sejak kup 1999 menyusul laporan tentang memo bermasalah, yang diduga dari Presiden Asif Ali Zardari, yang minta bantuan pemerintah AS dalam menangani jenderal kuat Pakistan.