REPUBLIKA.CO.ID, BATA - Piala Afrika 2012 tinggal sehari lagi akan dibuka. Duel tim yang masih asing di telinga pecinta sepak bola dunia, Equatorial Guinea versus Libya, akan membukanya pada Sabtu(21/1) besok di stadion De Bata.
Jangankan kesebelasan sepak bolanya, nama negara Equatorial Guinea pun masih sangat awam bagi publik dunia. Sang tuan rumah kejuaraan Piala Afrika 2012 ini baru dikenal luas publik sepak bola seusai memenangkan bidding tuan rumah kejuaraan dua tahunan itu bersama Gabon.
Masih terasingnya negara yang merdeka dari Spanyol pada 12 Oktober 1968 itu juga tidak terlepas dari prestasi sepak bola negaranya yang tidak pernah berbicara di tingkatan benua apalagi dunia. Padahal, hampir semua negara Afrika mampu berpromosi ke dunia dengan prestasi olahraga.
Hal tersebut diakui sendiri oleh pemimpin Equatorial Guinea, Teodoro Obiang Nguema. ”Mungkin Piala Afrika kali ini adalah kesempatan baik bagi kami untuk menunjukkan pada dunia tentang indahnya negara ini,” kata sang presiden kepada Afrol News.
Performa tim berjuluk Nzalang Nacional ini kurang impresif di lima laga terakhirnya. Tercatat Equatorial Guinea hanya meraih satu kemenangan atas Madagaskar di babak kualifikasi Piala Dunia 2014 pada 11 November 2011. Selebihnya tim ini selalu kalah di empat laga terakhir.
Equatorial Guinea akan bertumpu pada sejumlah pemain yang bermain di liga asing. Satu nama yang menjadi senjata utama negara peringkat 150 FIFA ini adalah penyerang veteran klub Deportivo La Coruna, Bodipo. Dialah pemegang caps gol terbanyak bagi Equitorial dengan lesakan empat gol.
Semangat Revolusi
Di pihak lain, semangat Libya sedang menggebu usai revolusi politik berdarah akhir 2011. Para punggawa Libya ingin Piala Afrika jadi simbol kebangkitan sepak bola Libya usai terpuruk saat masih dipimpin Moammar Qaddafi. Selama ini, sepak bola Libya hanya dikenal akibat aksi sensasional putra Qaddafi, Al Saadi Al Qaddafi, yang hanya bermain satu partai bersama klub Serie A, Perugia, namun dihukum lebih dari setahun akibat doping.
Kini dengan bendera barunya usai tumbangnya rezim Qaddafi, Libya siap merengkuh prestasi tinggi di sepak bola. “Tim ini menampilkan motivasi tinggi untuk berprestasi. Kami dalam kondisi mental yang sangat baik jelang kejuaraan,” aku pelatih Libya, Marcos Paqueta, kepada Tripoli Post.
Sejumlah nama yang akan turun di laga lawan Equatorial Guinea sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Merekalah eks punggawa Libya di turnamen Piala kemerdekaan 2008 Jakarta. Nama-nama seperti Muhammad Nashnoush, Ali Salama, dan Muhammad al Maghrabi adalah jebolan tim Piala Kemerdekaan Indonesia yang akan tampil di laga pembuka Piala Afrika 2012.
Libya sedang dalam performa baik dengan mampu memaksa Pantai Gading melalui laga alot di partai pemanasan pada 17 Januari lalu. Walau akhirnya kalah 0-1, Libya mampu membuktikan bahwa timnya memiliki potensi untuk mengejutkan seisi Afrika. “Kami akan bermain dengan enam orang pemain asal liga asing. Kami harap mereka mampu memberi perbedaan.”