Rabu 25 Jan 2012 21:26 WIB

Kondisi Bangsa tak Menentu, 50 Tokoh akan Berkumpul

Rep: rahmat santosa basarah/ Red: Heri Ruslan
Hasyim Muzadi
Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  International Conference of Islamic Scholars (ICIS) akan menggelar Pekan Konstitusi dengan menghadirkan lima puluh tokoh bangsa, di kantor ICIS, Jl Dempo, Jakarta Pusat, 30 Januari-4 Februari. Kegiatan tersebut dilaksanakan atas kerja sama ICIS dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

Sekjen ICIS, KH Hasyim Muzadi mengatakan, kegiatan yang khusus membahas masalah konstitusi dan ketatanegaraan ini didasari kondisi bangsa yang tidak menentu. Jika tidak segera dilakukan langkah strategis oleh para tokoh Bangsa, Indonesia bisa mengarah kepada kekacauan.

“Saat suasana carut marut, sudah saatnya tokoh-tokoh-tokoh bangsa bertemu. Bukan hanya membicarakan kasus perkasus yang berpindah-pindah dan melelahkan. Tapi perlu merunut akar masalahnya secara lebih strategis, sehingga ditemukan perbaikan-perbaikan yang strategis pula,” kata Hasyim Muzadi dalam jumpa pers di kantor ICIS, Jl Dempo, Jakarta Pusat, Rabu (25/1).

Menurutnya, kondisi masyarakat saat ini terasa seperti terjadi stress sosial, baik dalam bidang ekonomi, politik, hukum, pendidikan, kesehatan maupun hak asasi manusia. Belum lagi hantaman bencana yang terus menurur terjadi di tempat yang berpindah-pindah.

Karena itu, katanya, tokoh bangsa seharusnya sudah mulai turun tangan untuk mencari solusi secara konstitusional, sebelum stress sosial itu berubah menjadi anarki, benturan dan kekacauan yang merata.

Dikatakannya, menghindari anarki di Indonesia adalah tanggung jawab tokoh-tokoh bangsa, sebelum anarki dan bahkan revolusi terjadi, karena resikonya akan semakin besar.

“Pertanyaan yang selalu timbul, apakah sistem yang kita pakai sudah sesuai dengan nilai dan ideologi Negara Pancasila? Apakah tata hubungan antara sistem kenegaraan dengan kepemimpinan Negara telah menjamin keselamatan dan pengembangan bangsa?,” katanya.

Lebih lanjut, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengatakan, pihaknya telah menghubungi lebih dari lima puluh tokoh bangsa untuk hadir dalam pekan konstitusi yang berbentuk seminar dan diolog tersebut.

“Ternyata tokoh-tokoh yang saya hubungi kebih banyak yang resah dengan situasi bangsa saat ini ketimbang yang tenang-tenang saja. Peran ICIS hanya menyambungkan pendapat para tokoh dari pada menunggu terjadinya chaos,” tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement