REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Pihak berwenang di wilayah mayoritas Muslim Xinjiang di barat laut China akan merekrut 8.000 petugas polisi baru. Mereka akan dikerahkan ke desa-desa 'untuk meningkatkan keamanan'. Demikian Xinhua News Agency, melaporkan.
"Program rekrutmen akan memungkinkan setiap desa di wilayah etnis itu untuk memiliki minimal satu petugas polisi," kata juru bicara dengan Komite Urusan Politik dan Legislatif Partai Komunis Cina wilayah Xinjiang.
Adapun tugas dari petugas polisi, bersama dengan tambahan polisi dan milisi, terutama akan mencakup patroli keamanan, manajemen penduduk migran, dan menindak aktivitas agama yang ilegal, kata juru bicara itu.
Xinjiang aktif memerangi apa yang mereka sebut sebagai separatisme, ekstrimisme dan terorisme selama beberapa dekade. Sekitar 41,5 persen dari 21 juta penduduk Xinjiang adalah etnis Uighur, sebuah kelompok etnis mayoritas Muslim,.
Telah lama Beijing khawatir akan tumbuhnya ekstremisme religius di wilayah ini. Tahun 2009 lalu terjadi kerusuhan paling mematikan dalam beberapa dekade, dengan 197 orang tewas dan sekitar 1.700 lainnya terluka setelah pecah kerusuhan di Urumqi.
Cina bergiat 'menciptakan lingkungan sosial yang harmonis' menjelang Kongres Nasional partai komunis yang akan diadakan pada semester kedua tahun ini.