REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Korea Selatan dan Jepang segera bertemu dengan para pejabat di Washington guna menanyakan berapa banyak minyak yang dapat di impor dari Iran. Pertemuan dilakukan karena sanksi embargo impor minyak dari Iran itu, kata sumber dari pemerintah Korsel serta Jepang, Rabu (1/2), membuat negara-negara Asia tidak memiliki banyak alternatif sumber pasokan.
Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan pertemuan dijadwalkan pada Kamis (2/2) di Washington sebagai bagian dari konsultasi dan akan mencari kejelasan tentang hukum atas sanksi nuklir Iran. "Kami tidak tahu apa yang Amerika inginkan, sampai kita mengadakan pertemuan," kata seorang pejabat pemerintah.
Pejabat itu mengatakan Jepang akan menjelaskan perdagangan yang biasa dilakukan dengan Iran, serta meminta Amerika Serikat (AS) untuk membebaskan bank-bank Jepang dari sanksi. Namun demikian, tidak ada langkah-langkah konkrit diharapkan akan disepakati.
Adapun Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan tim teknis berencana untuk mengunjungi Amerika Serikat untuk membahas sanksi Iran, tetapi tidak akan memberikan rincian lebih lanjut mengenai pertemuan itu.
Sebelumnya, Korea Selatan telah memperingatkan Amerika Serikat bahwa dengan sanksi yang diteken AS, negaranya akan mengalami kesulitan mengganti suplai minyak mentah Iran. Maka, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak berencana mengunjungi produsen minyak utama Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab pekan depan untuk mencoba dan mengamankan sumber-sumber energi alternatif selain dari Iran.