Jumat 03 Feb 2012 15:11 WIB

Pasca Bentrok Warga-Brimob di Tambusai, Lima Warga Diduga Disekap

Red: Taufik Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,TAMBUSAI--Lima warga yang menjadi korban hilang saat bentrok masa dengan sejumlah anggota Brimob Sipirok, Sumatra Utara, Kamis (2/2), menurut informasi terakhir diduga disekap oleh pihak perusahaan, PT Mazuma Agro Indonesia (MAI).

"Informasi terakhir yang saya dapat, kelima warga yang hilang kemarin itu diculik oleh pihak perusahaan lewat pasukan Brimob yang menembaki warga juga," kata kuasa hukum masyarakat, Nasir Sihotang, Jumat pagi.

Bentrok warga Desa Batang Kumuh, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu dengan PT MAI lalu menurut informasi masyarakat dan kepolisian, besar kemungkinan dipicu konflik tapal batas yang tak kunjung tuntas.

"Sebenarnya perkara ini sudah sejak lama, yakni sejak tahun 1998. Dan masalah sengketa ini juga telah dimenangkan oleh masyarakat saat di adili di Pengadilan Negeri (PN) Pasir Pangarayan, Rokan Hulu," katanya.

Saat ini, demikian Nasir, perkara tersebut juga tengah menjalani tingkat kasasi di Mahkamah Agung (MA), namun pihak perusahaan justru ngotot dan malah mengirim beberapa alat berat ke lokasi lahan yang bermasalah.

Warga yang tidak menerima upaya penggarapan oleh perusahaan, kata dia, kemudian melakukan pelarangan terhadap operasional alat berat yang didatangkan.

Namun kondisi itu kata Nasir, tidak diterima oleh pihak perusahaan, bahkan kemudian petugas keamanan di PT MAI menembaki warga.

"Dalam insiden ini, ada enam orang warga yang tertembak, dan lima lainnya diculik. Penculikan ini juga banyak disaksikan oleh warga di lokasi bentrok," kata Nasir.

Keenam korban tembak, masing-masing Osmar Sihombing (30), Franky Dolok Pasaribu (30), Nomos Sihombing (34), Johanes Sitorus (35), dan Ranto Sirait (27) dan Joni Sihotang (58). Sementara lima korban hilang belum diketahui secara pasti identitasnya.

"Banyak warga menyaksikan penembakan dan penculikan ini," kata Nasir lagi.

Untuk korban hilang, kata Nasir, terdiri dari satu wanita dan empat laki-laki dewasa. Mereka dibawa dengan menggunakan mobil mengarah ke kompleks perusahaan dan bukan ke kantor polisi.

"Hal ini tentunya sangat ganjal. Kemungkinan penculikan ini dilakukan pihak perusahaan sebagai trik untuk menakut-nakuti warga," kata Nasir.

Di lain pihak, Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Riau, AKBP Syarif Pandiangan mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Sumut untuk menyelidiki kasus tersebut.

"Selain itu, kami juga telah mengirimkan sejumlah anggota dari Satuan Intel untuk menyelidiki atau memata-matai kasus ini," katanya.

Sementara pihak PT MAI, sampai sekarang belum bersedia untuk di konfirmasi oleh sejumlah wartawan, baik secara langsung maupun via telepon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement