Selasa 07 Feb 2012 12:43 WIB

Desak Anas Mundur Sah, Tapi Jangan Menyakiti

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Didi Purwadi
Max Sopacua
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Max Sopacua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seruan mendesak Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mundur dari jabatannya adalah hal biasa dalam alam demokrasi. Semua orang berhak berbicara asal jangan mendiskreditkan orang lain.

"Silahkan berbicara, tapi jangan menyakiti orang lain," imbuh Waketum Partai Demokrat, Max Sopacua, di DPR, Jakarta, Selasa (7/2).

Seruan desakan mundur merupakan bagian dari mengekspresikan opini terhadap suatu fenomena yang terjadi. Max memahami desakan mundur Anas dari posisi ketua umum merupakan upaya agar ada perbaikan. Namun demikian, dia tegaskan sekali lagi bahwa jangan sampai menyakiti orang lain.

Max menyatakan sampai saat ini Ketum Demokrat tetap bekerja keras membangun citra partai. Anas tetap melakukan konsolidasi dan terjun langsung ke konstituen untuk memperkuat citra Demokrat.

Masalah terkait dugaan keterlibatan Anas dalam kasus korupsi Wisma Atlet, menurut Max, masih menunggu proses KPK. Status Anas sampai saat ini bukan sebagai saksi apalagi tersangka.

"Jadi, tolong hargai asas praduga tak bersalah. Ini negeri hukum," paparnya. ''Semua pihak harus menjunjung tinggi proses hukum yang ada.''

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement