REPUBLIKA.CO.ID, Tudingan pemerintah Iran akan adanya konspirasi, terutama dari agen Israel dan Amerika Serikat (AS), terkait pembunuhan para ilmuwan nuklirnya seperti mendekati kebenaran. Sebab, baru-baru ini pernyataan yang mendekati tudingan tersebut disampaikan pejabat AS.
Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu berani mengklaim bahwa teror yang dilakukan terhadap para ilmuwan Iran adalah benar dilakukan Israel, melalui badan intelijennya Mossad.
Bahkan, disebutkan, Mossad tidak hanya melatih, tapi juga mendanai sebuah operasi untuk membunuh para ilmuwan negeri Mullah tersebut, yang terlibat dalam program pengembangan senjata nuklir. Fakta yang mengejutkan adalah bahwa Mossad melatih para pembangkang yang memang keturunan Iran.
Klaim tersebut sebenarnya selaras dengan dugaan pemerintah Iran yang percaya bahwa Mossad, dinas rahasia Israel, telah mempersenjatai pembangkang yakni, organisasi teroris Rakyat Mujahidin Iran (MEK).
Menurut NBC, pejabat yang merupakan orang dalam Washington itu menegaskan ada hubungan erat antara Mossad dan MEK. Namun, ia menegaskan AS tidak terlibat dalam pola hubungan tersebut. Terkait tudingan tersebut, MEK membantah terlibat, sementara Kementerian Luar Negeri Israel menolak memberikan komentar.
Pada bulan lalu, Mostafa Ahmadi-Roshan, 32, anggota staf instalasi pengayaan uranium Iran di Natanz, tewas dalam sebuah serangan bom mobil pada siang hari. Berdasarkan penyelidikan, dua pengendara sepeda motor memasang bom megnetik ke mobil Mostafa di Teheran.
Ilmuwan nuklir Iran lainnya, Massoud Ali Mohammadi juga tewas dalam sebuah serangan bom via remote kontrol di Teheran pada November. Sedangkan Darioush Rezai, 35 tahun dibunuh orang tidak dikenal di timur Teheran pada Juli.