REPUBLIKA.CO.ID,AKARTA – Pakar Psikologi Forensik Perguruan Tinggi Kepolisian, Lia Sutisna Latif, menilai apa yang diungkapkan Politisi Partai Demokrat Angelina Sondakh, saat menjadi saksi dalam persidangan kasus suap Wisma Atlet di Pengadilan Tipikor, Rabu (15/2) kemarin, penuh dengan persiapan.
Pasalnya, kata dia, terdapat jeda waktu yang cukup lama ketika Angelina ditetapkan menjadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hingga memberikan keterangan di pengadilan. “Sudah pasti apa yang dikatakan sudah disiapkan sebelumnya,” kata Lia, Kamis (16/2).
Namun, Lia enggan memastikan tujuan persiapan itu berasal. Sebab, jelas dia, setidaknya perlu dilakukan penelitian lebih jauh untuk mensimpulkan hal tersebut. Akan tetapi, kata dia, terdapat dua kemungkinan akan hal itu, yakni karena faktor diri sendiri atau pun pihak lain.
Untuk faktor diri sendiri, menurut Lia akan menjadi wajar jika mantan Putri Indonesia 2001 ini mencoba melindungi dirinya sendiri. “Itu normal,” ungkapnya.
Sedangkan kemungkinan kedua, sambungnya, bisa jadi ada aktor dibalik Angelina yang sebelumnya telah mendesain hal-hal apa saja yang bisa dikatakan janda Adjie Massaid itu. Selain itu, menurut Lia, tekanan pun memberikan pengaruh. Ia mengungkapkan bahwa jika tekanan yang bersumber dari masyarakat, maka sikap terbuka cenderung terjadi.
Namun, kata dia, jika tekanan itu berasal dari sang sutradara, maka perlindungan ketat akan sangat ditunjukkan saat memberikan keterangan. Dalam pemebentengan itu, ujar Lia, setidaknya untuk melindungi sejumlah hal, seperti kedudukan, nama baik, dan bahkan keluarga.
Selain itu, sambung dia, bisa juga apa yang dilakukan Angelina untuk memperpanjang masalah. Jika itu dilakukan, menurut dia, ada sebuah pemahaman bahwa jika masalah semakin panjang, maka akan membuat kelupaan dan dengan sendirinya menghilang. “Atau bisa juga karena sedang menunggu momen,” kata dia.