Senin 20 Feb 2012 13:50 WIB

Masjid di Tajikistan Lebih Banyak dari sekolahan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dewi Mardiani
Pemuda Muslim Tajikistan belajar agama dan Al Quran di sebuah masjid.
Foto: WeaselZipper
Pemuda Muslim Tajikistan belajar agama dan Al Quran di sebuah masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, DUSHANBE - Tajikistan, negara di Asia Tengah bekas jajahan Soviet, ternyata memiliki masjid lebih banyak ketimbang sekolahan. Hal ini disampaikan Wakil ketua Komite Agama Negara Tajikistan, Mavlon Mukhtorov, dalam Radio Liberty Tanjikistan yang dirilis dalam Asia-plus, news.tj, Senin (20/2).

Mukhtorov mengatakan angka resmi menunjukkan terdapat 3.425 masjid biasa, 344 masjid besar, dan 40 masjid agung di pusat kota. Laporan Mukhtorov ini disampaikannya pada pekan kemarin disaat akan mengeluarkan izin pembangunan 45 masjid baru yang akan dibangun di berbagai wilayah Tanjikistan.

Data angka masjid ini jauh lebih besar bila dibandingkan sekolahan yang ada di negara tersebut. Departemen Pendidikan Tajikistan melaporkan hanya ada 3.793 sekolah, sebagian besar dari sekolah tersebut melebihi jumlah siswa dari kuota yang akan ditampung. Satu ruang kelas Sekolah di Tajikistan rata-rata menampung hingga 40 siswa.

Partai Kebangkitan Islam (IRP) Tajikistan, Hikmatullo Saifullozoda, mengatakan orang perlu keduanya, sekolah dan masjid. Menurutnya perbedaan angka ini dikarenakan keputusan untuk membangun sekolah baru yang dibuat oleh pemerintah, sedangkan masjid dibangun dengan sumbangan dari masyarakat umum.

Belakangan serangan bom mengkhawatiran pemerintah Tajikistan. Pemerintah khawatir kelompok-kelompok garis keras Islam dengan adanya gerakan di masjid yang tidak terpantau pemerintah. Karena itu, pemerintah mengirim sebagian warganya untuk mempelajari Islam dengan benar ke berbagai universitas di luar negeri, termasuk Timur Tengah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement