Rabu 22 Feb 2012 17:22 WIB

Istana Emir Kano: Arsitektur Khas Hausa (Bag 1)

Rep: Friska Yolandha/ Red: Heri Ruslan
Istana Emir Kano
Foto: cometonigeria.com
Istana Emir Kano

REPUBLIKA.CO.ID,  Bangunan kuno dengan arsitektur khas Afrika itu masih berdiri kokoh. Usianya telah mencapai 600 tahun. Gedung yang menjadi saksi kejayaan Islam kota Kano, Nigeria itu dikenal sebagai Istana Emir Kano. Istana itu berdiri di era kepemimpinan Sarki Muhammad Rumfa, seorang penguasa Dinasti Rumfa yang berkuasa pada 1463 hingga 1499 M.

Muhammad Rumfa adalah seorang penyebar Islam di wilayah Nigeria. Di era keemasan pemerintahannya, ia membangun Istana Emir di kota Kano, Nigeria. Tak hanya itu, ia juga mengubah struktur kota Kano, dengan menciptakan 12 inovasi di kota itu. Sang Emir pun tercatat berhasil membangun Pasar Kurmi, sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Kano.

Sebelum Istana Emir atau Gidan dibangun, sebenarnya sudah terdapat sebuah istana di Kano. Namun, Muhammad Rumfa kembali membangun sebuah istana yang cukup megah. Istana Emir Kano menempati tanah tertinggi di kota itu.  Seluruh kompleks istana dikelilingi oleh dinding yang tingginya mencapai 20 hingga 30 kaki dari luar,  dan tidak lebih dari 15 kaki dari dalam.

Barangkali dinding itu sengaja dibuat tinggi dengan alasan keamanan. Tak sekadar tinggi, dinding yang memagari Istana Emir Kano pun dikenal sangat kokoh dan kuat.  Menurut catatan para sejarawan arsitektur, bagian atasnya meruncing ke dalam.

Eksterior dindingnya mirip seperti eksterior bangunan di dalam kompleks, yaitu didekorasi sederhana dengan kolom yang melengkung dan diplester dengan lumpur. Dindingnya yang sepanjang 11 mil dikelilingi dengan parit. Sebuah jembatan dibangun di pintu utama sebelah selatan.

Pintu masuk utama untuk masuk ke kompleks Istana Emir Kano, diberi nama Kofar Kudu. Letaknya di bagian selatan dinding. Pintu gerbang itu dibuat dengan detail dari perunggu, dan terdapat ceruk di dindingnya. Di dalam ceruk di dinding tersebut terdapat lubang-lubang.

Pintu gerbang selatan yang legendaris itu pernah disegel oleh Muhammad Rumfa pada tahun 1480-an. Hal itu dilakukan sesuai dengan saran seorang ulama di kota tersebut, yang mengatakan bahwa Dinasti Rumfa akan menjadi lebih kuat apabila pintu selatan ditutup.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement