Jumat 24 Jan 2025 09:12 WIB

Sejarah dan Makna Gelar Khadimul Haramain Asy Syarifain

Khadimul Haramain Asy Syarifain saat ini dipakai untuk gelar Raja Arab Saudi.

Raja Salman bin Abdul Aziz
Foto: EPA-EFE/BANDAR ALJALOUD
Raja Salman bin Abdul Aziz

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat berkunjung ke Makkah dan Madinah, jamaah haji dan umroh bisa melihat tulisan Khadimul Haramain Asy Syarifafin dengan latar foto Raja Arab Saudi. Apa sebenarnya makna dari Khadimul Haramain Asy Syarifain ini?

Dikutip dari Ensiklpedia Fiqih Haji & Umrah yang ditulis oleh Gus Arifin, Khadimul Haramain Asy Syarifain (Custudian of the Two Holy Mosques) adalah istilah yang diambil dan digunakan pada masa kekhalifahan Ayyubiyah (Al Ayyubiyyun) pada abad 12-13 M. Kemudian, Sultan Mamluk Mesir pada abad 13-16 M, dan para Sultan Ottoman Turki pada abad 16-19 M. Istilah ini bermakna "Penjaga dan Pelayan dua Masjid Suci".

Baca Juga

Saat ini, istilah ini digunakan kembali oleh raja-raja Bani Saud yang memerintah Arab Saudi. Raja Saudi pertama yang mengambil gelar ini adalah Fahd bin Abdul Aziz pada tahun 1986. Raja Fahd mengganti istilah "Paduka Yang Mulia" (صاحب الجلالة Ṣahib al-Jalalah) dengan Khadimul Haramain Asy Syarifain.

Raja selanjutnya, Abdullah bin Abdul Aziz, juga mengambil gelar yang sama setelah kematian Raja Fahd, kakak tirinya, pada tahun 2005. Kemudian, Raja Abdullah juga memakai gelar ini hingga meninggal dan saat ini gelar ini disematkan untuk Raja Salman bin Abdul Aziz.

photo
Infografis Biaya Haji 2025 - (Dok Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement