Kamis 23 Feb 2012 03:52 WIB

Tim IAEA Tinggalkan Iran dengan Tangan Kosong

REPUBLIKA.CO.ID, WINA - Rabu (22/2) ini tim penyidik nuklir internasional bertolak meninggalkan Teheran tanpa membawa hasil apa pun. Tim juga tidak berhasil membuat kesepakatan baru bagi tanggal penyidikan berikutnya.

Demikian pernyataan ketua delegasi Badan Energi Atom Internasional, IAEA. "Kami mencoba mencapai kesepakatan mengenai pemecahan berbagai kendala yang ada. Sayang, upaya kami tidak berhasil," jelas Herman Nackaerts, seorang diplomat asal begia, saat mendarat di bandara Wina.

"Kami akan menyusun laporan. Selanjutnya, kami akan mempertimbangkan langkah-langah lebih jauh," katanya menambahkan.

Selama kunjungan dua hari di Iran, tim IAEA ini tidak mendapat izin untuk memeriksa kompleks militer Parchin, di pinggiran kota Teheran. IAEA menduga, selama beberapa tahun ini di Parchin berlangsung beberapa percobaan, dalam rangka produksi senjata nuklir.

Badan Energi Atom Internasional PBB gagal mencapai kesepakatan dengan Iran mengenai program nuklir. IAEA dilarang otoritas setempat untuk memasuki sebuah situs pengayaan uranium yang terletak di Teheran.

"Selama putaran pertama dan kedua diskusi, tim pemeriksa meminta akses ke situs militer di Parchin, namun Iran tidak memberikan izin mengunjungi tempat tersebut," kata tim IAEA setelah dua hari pembicaraan di Teheran pada 20-21 Februari.

IAEA curiga bahwa Parchin menjadi tempat pengujian peledak terkait senjata nuklir dalam beberapa tahun terakhir. "Mengecewakan karena Iran tidak menerima permintaan kami untuk mengunjungi Parchin. Kami semangat secara konstruktif, tetapi kesepakatan tidak tercapai," kata Direktur Umum IAEA Yukiya Amano dalam pernyataannya.

IAEA mengatakan upaya intensif  telah dilakukan untuk mencapai kesepakatan dan mengklarifikasi masalah yang belum terselesaikan sehubungan dengan program nuklir Iran. "Sayangnya, kesepakatan tidak dicapai," katanya.

Gagalnya misi IAEA dapat berdampak pada kemungkinan dimulainya perundingan nuklir yang lebih luas antara Iran dan negara tetap Dewan Keamanan PBB G5+ 1.

sumber : ANP/RTR/AFP/DPA/RNW
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement