REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) dinilai tidak efektif membantu masyarakat mengatasi kenaikan BBM. Ekonom Aviliani mengungkapkan, BLT hanya membantu masyarakat miskin sementara saja. Saat ditemui wartawan, Kamis (23/2) ia mengatakan, BLT tidak mencerminkan perubahan daya beli masyarakat. "Perubahan daya beli hanya pada saat itu saja," ujarnya.
Aviliani mengungkapkan, lebih baik bantuan dari pemerintah langsung dalam bentuk subsidi yang menyentuh pekerjaannya. Menurut dia, 36 juta penduduk miskin berada di pedesaan dan bekerja sebagai petani. Para petani lebih baik disentuh dengan subsidi yang langsung berhubungan dengan pekerjaan mereka.
Dia mencontohkan, rakyat dapat diberikan subsidi dalam bentuk tabungan yang nantinya bisa membantu pekerjaan mereka. Bantuan itu, nantinya digunakan untuk menunjang pekerjaan yang berdampak pada meningkatnya daya beli berkelanjutan.
"Bagaimana tempat-tempat kantong kemiskinan diselesaikan masalah strukturalnya," katanya. Bantuan melalui tabungan menurutnya lebih efektif dibandingkan bantuan tunai. Melalui tabungan, hal itu menurutnya, akan membuat masyarakat bisa paham soal bank dan pengeluaran lebih terkontrol. Dia pun menyarankan agar pemerintah mendefinisikan ulang pengertian masyarakat miskin.