REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Para pejabat AS berusaha meyakinkan pemerintah dan rakyat Afghanistan bahwa AS tetap berkomitmen berada di Afghanistan.
Namun dibalik pernyataan publiknya, pejabat AS mengatakan adanya kekhawatiran yang meningkat dan rencana penarikan pasukan dari Afghanistan, sebagaimana dikutip dari laman st paul pioneer press, Senin (27/2).
Para pejabat Gedung Putih, Departemen Luar Negeri, Pentagon dan badan-badan lain akan bertemu pekan ini untuk membicarakan lebih lanjut mengenai upaya penarikan pasukan.
Program pelatihan tentara AS yang berlangsung selama bertahun-tahun terhadap tentara Afghanistan masih dinilai belum efektif. AS mengeluarkan dana hingga miliaran dolar untuk misi tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir kepercayaan tentara Afghanistan, AS dan NATO memburuk selama beberapa hari terakhir. Pada Ahad, setidaknya enam tentara AS terluka dalam serangan granat yang tampaknya dilakukan oleh pengunjuk rasa.
Ratusan penasihat militer AS dan sipil telah menarik diri dari kementerian dan departemen pemerintah Afghanistan di Kabul.
Belum ada tanda-tanda krisis akan mereda. Duta besar AS untuk Afghanistan Ryan Crocker mengatakan AS harus menahan keinginan untuk menarik pasukan dari Afghanistan lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan.
"Ketegangan berjalan sangat tinggi di sini. Saya pikir kita perlu membiarkan kondisi tenang, kembali ke suasana yang lebih normal dan kemudian memikirkan solusinya," katanya dalam sebuah wawancara dengan CNN di Kabul.
"Belum saatnya memutuskan bahwa kami sudah selesai di sini. Kita harus berusaha lebih keras dan memastikan bahwa Al Qaeda tidak akan kembali," katanya.
Berdasarkan perjanjian internasional, pasukan asing dijadwalkan meninggalkan Afghanistan pada akhir 2014.
Protes pembakaran Alquran yang dilakukan tentara AS menyulut kemarahan rakyat Afghanistan. Protes yang dimulai pada Selasa pekan lalu hingga kini masih berlangsung.
Tujuh pelatih militer AS terluka pada Ahad (26/2) akibat serangan granat pangkalan mereka di Afghanistan utara. Sedikitnya empat tentara AS tewas dalam serangan balas dendam dalam sepekan terakhir. Puluhan warga Afghanistan telah tewas atau terluka dalam protes atas insiden itu.