Sabtu 10 Mar 2012 17:11 WIB

Misi Kofi Annan di Suriah Sulit Ditolak Oposisi

Rep: M Akbar Widjaya/ Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, Damaskus -- Utusan PBB, Kofi Annan tiba di Suriah Sabtu (10/3). Annan datang untuk mendorong diakhirinya konflik yang telah terjadi selama setahun terakhir di Suriah. Dia juga akan menyampaikan pesan kepada Presiden Suriah, Bashar Assad agar mengakhiri semua kekerasan.

“Prioritas Annan adalah segera menghentikan semua pertempuran antara pasukan pemerintah dan pejuang oposisi,” kata Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, Jum’at (10/3), seperti dilansir Associated Press. Ban menambahkan, gencatan senjata harus segera diikuti pembicaraan politik terbuka agar konflik selama setahun mereda.

Kunjungan Annan menandai dorongan internasional agar tercipta perdamaian di Suriah. Namun belum juga memulainya, misi Annan harus mendapat batu sandangan.

Sejumlah kelompok oposisi menolak seruan Annan untuk berdialog dengan penguasa rezim. Bagi mereka dialog merupakan hal yang sia-sia mengingat banyaknya korban jatuh selama konflik terjadi. Sebaliknya, pemimpin oposisi Suriah lebih memilih bantuan militer untuk menghentikan rezim Bashar Assad. Tapi barat menolak permintaan ini karena khawatir akan memperburuk konflik.

Sementara itu kepala oposisi Dewan Nasional Suriah, Burhan Ghalioun mengatakan, "Setiap solusi politik tidak akan berhasil jika tidak disertai dengan tekanan militer terhadap rezim," katanya. Ghalioun menambahkan, "sebagai utusan internasional, kami berharap (Annan) akan memiliki mekanisme untuk mengakhiri kekerasan."

Data PBB menyebutkan, sejak gelombang anti Bashar Assad terjadi setahun lalu,  lebih dari 7500 penentangnya tewas. Sedangkan para aktivis menyebut jumlah korban telah mencapai lebih dari 8000  orang. Berbeda dengan Libya, sejauh ini negara-negara barat menolak campur tangan dalam menyelesaikan  konflik Suriah.

 

sumber : Ap
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement