Selasa 13 Mar 2012 20:12 WIB

Ricardo Teixeira Letakkan Jabatan Ketua PSSI-nya Brazil

Rep: Muhammad Ghufron/ Red: Karta Raharja Ucu
Ricardo Terra Teixeira
Ricardo Terra Teixeira

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JAINERO -- Ricardo Terra Teixeira memutuskan meletakkan jabatan sebagai Presiden Federasi Sepak Bola Brazil (CBF). Tapi ia menyanggah alasan pengunduran dirinya lantaran tersandung tuduhan korupsi yang dialamatkan kepada dirinya beberapa waktu belakangan. Alasan kesehatan menjadi faktor utama Teixeria pensiun.

Sebelum mengundurkan diri, sejak Jumat (9/3) pekan lalu, Teixera mengambil cuti untuk pemulihan medis. Ia mengaku sedang melakukan pengobatan penyakit divertikulitis --penyakit yang menyerang usus-- yang dideritanya. Namun, empat hari berselang, pria 64 tahun ini secara mendadak memilih untuk melepas jabatannya.

Surat Resign Teixeira diajukan kepada pengurus CBF. Pengurus CBF pun membacakan surat tersebut di hadapan sejumlah jurnalis dari berbagai media. "Saya meninggalkan kursi Presiden CBF secara definitif dengan perasaan telah melakukan tugas saya," ujar Teixeira dalam surat tersebut, seperti dikutip laman Goal, Selasa (13/3).

Mundurnya Teixeira sekaligus melepas segala tanggung jawabnya sebagai Ketua Panitia Piala Dunia 2014. Untuk sementara waktu, segenap jabatan yang sempat diusungnya diserahkan kepada wakilnya, Jose Maria Marin.

Teixeira menjabat Presiden CBF sejak 1989 silam. Di bawah kepemimpinannya, pria kelahiran Kota Carlos Chagas ini membawa sepakbola Brazil menuai sejumlah prestasi. Selain berhasil meraih dua kali gelar Piala Dunia pada 1994 dan 2002, Teixeira juga berhasil meyakinkan FIFA agar perhelatan Piala Dunia 2014 digelar di Negeri Samba.

Sayangnya, di injury time masa jabatannya, pria 64 tahun itu berada di bawah tekanan. Alasannya tak lain karena ia diduga ikut terlibat dalam skandal korupsi, imbasnya masyarakat Brazil pun menuntutnya mundur.

Sebenarnya, spekulasi bakal hengkangnya Teixeira menyeruak sejak beberapa bulan belakangan. Namun, pria ini masih mencoba bertahan karena ingin membawa Brazil sukses menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014.

"Tidak mudah memadamkan sebuah semangat. Sepakbola di negara ini dikenal dengan dua hal, bakat dan disorganisasi. Ketika kita menang, bakat bermunculan. Ketika kalah, semuanya bubar," ujar pria yang menjabat Presiden CBF hampir 23 tahun itu.

Seperti dikutip AFP, Teixeira dikabarkan terlibat dalam sejumlah kasus penggelapan pajak dan pencucian uang. Beberapa media lokal Brazil mengabarkan Teixeira dituduh telah menerima suap jutaan dolar dari perusahaan pemasaran ISL Swiss yang bekerjasama dengan FIFA pada 1990. Selanjutnya, Teixeira juga diduga terlibat mengelapkan dana hasil pertandingan persahabatan Brasil pada 2008.

Namun, sejumlah tuduhan itu telah ditampik CBF. Menurutnya, semua tuduhan itu tidak mendasar, sehingga Teixeira tetap dipertahankan pada posisinya. Sebelumnya, sejumlah tuduhan itu telah diselidiki dan dibahas dalam Kongres Brasil pada 2001 silam. Namun, tim yang mengusut tersebut tidak menemukan bukti, dan penyelidikan itu pun dihentikan.

"Tidak satupun hasil penyelidikan yang menyudut pada tuduhan Teixeira. Ketika dirinya mengundurkan diri, saya mengklaim bahwa Teixeira telah sukses," kata bintang Brasil, Romario yang menjadi anggota kongres dalam penyelidikan tersebut.

Sejauh ini, Teixeira dikabarkan masih menjalani perawatan untuk penyakit yang dideritanya. Salah satu pengurus CBF dari negara bagian Sao Paolo beberapa waktu lalu mengatakan, ketua pengurusnya perlu menjalani pengobatan karena kondisinya yang tidak sehat.

sumber : AFP/Goal
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement