Rabu 14 Mar 2012 14:30 WIB

Endin: "Saat Anggota DPR, Saya Sering Terima Amplop"

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Hafidz Muftisany
Endin AJ Soefihara
Endin AJ Soefihara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan anggota DPR periode 1999-2004 sekaligus mantan terpidana perkara suap cek pelawat Endin AJ Soefihara , Rabu (14/3), bersaksi pada sidang lanjutan terdakwa Nunun Nurbaetie di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.

Pada keterangannya, Endin mengaku sebagai mantan anggota DPR RI periode 1999-2004 biasa menerima amplop sehingga ia bersedia menerima amplop berisi cek pelawat senilai Rp 500 juta dari Arie Malangjudo. Pernyataannya itu ia ungkap setelah menerima pertanyaan dari Ketua Majelis Hakim Sudjatmiko mengapa ia menerima amplop tersebut.

"Biasa menerima amplop. Saya sering menerima amplop dalam kapasitas sebagai anggota DPR," kata Endin menjawab pertanyaan Sudjatmiko tersebut. Pernyataan Endin itu sempat menimbulkan gelak tawa dari pengunjung sidang. Namun, Endin langsung mengklarifikasi pernyataannya itu setelah mendengar tawa pengunjung.

"Jangan dikonotasikan jelek dulu. Amplop itu kaitannya dalam urusan surat menyurat atau proposal," tegas Endin. Endin mengaku, saat menerima amplop dari Arie tersebut ia tidak tahu apa maksud pemberian tersebut. Selain itu, ia tidak tahu apa isi amplop tersebut. Ia baru tahu setelah membukanya. Ia menemukan ada 10 lembar cek pelawat yang satu lembarnya bernilai Rp 50 juta.

Sebanyak 10 lembar cek pelawat itu akan ia bagikan kepada sejumlah rekannya yang berasal dari fraksi PPP seperti Sofyan Usman dan Danial Tanjung. "Saya segera membagikan cek pelawat itu yang sudah ditentukan nama-namanya," kata Endin. Endin mengaku, meskipun ia menerima cek pelawat itu, tapi ia tidak menggunakannya untuk kepentingan pribadi.

 Ia menyerahkan cek pelawat bagiannya kepada orang yang ia percaya. Ia berpendapat, bahwa uang yang dicairkan dari cek pelawat itu bernilai syubhat (tidak jelas asal-usulnya). "Tapi itulah salah saya, cek pelawat itu tidak saya kembalikan ke Arie Malangjudo," sesal Arie.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement