REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Pemerintah Kabupaten Bangli, Bali, mulai menghitung kerusakan fisik bangunan maupun jalan yang ditimbulkan akibat bencana longsor. Bupati Bangli I Made Gianyar meminta Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Dewa Made Indra, untuk menginventarisasi kerusakan yang ditimbulkan.
"Nanti kalau sudah ketahuan kerusakannya, baru akan dibicarakan berapa biayanya dan berapa yang akan ditanggung provinsi atau kabupaten," kata Indra di Denpasar, Kamis (15/3). Menurutnya, saat ini memang masih belum ditetapkan siapa yang akan memperbaiki infra struktur yang rusak di Kecamatan Kintamani, karena belum diketahui apa saja yang rusak.
Hingga saat ini, lanjutnya, baik Pemprov Bali maupun Pemkab Bangli, masih berkonsentrasi pada pencarian korban jiwa. Setelah keadaan tenang, barulah akan didata apa saja kerusakannya dan berapa kerugiannya.
Hujan deras yang terjadi di Bali sejak Selasa (13/3) mengakibatkan bencana longsor di Desa Pindan dan Desa Belantingan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Bencana longsor di Kintamani itu, menewaskan empat orang dan dua lagi masih belum ditemukan. Terkait dua korban yang hilang, Ketut Tapa dan Buda Radnya, Indra mengatakan pihaknya telah melanjutkan pencarian, namun belum ditemukan. "Kendalanya cuaca, hujan terus turun dan terus terjadi longsoran baru."