Selasa 20 Mar 2012 12:35 WIB

Ormas Bentrok di Bandung, Satu Kritis

Rep: Angga Indrawan/ Red: Hafidz Muftisany
Bentrok Warga (ilustrasi)
Foto: antara
Bentrok Warga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Puluhan massa dari perguruan pencak silat Manggala, Pangalengan, Kabupaten Bandung, terlibat bentrokan dengan massa ormas Gibas di jalan raya Soreang Banjaran, Desa Cingcin, Selasa (20/3). Satu orang terluka parah dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Soreang.

Berdasarkan keterangan beberapa saksi di lokasi kejadian, sedikitnya 50 orang dari massa Manggala hendak menyampaikan aspirasinya ke DPRD Kabupaten Bandung, terkait demo solidaritas pedagang pasar tradisional di daerahnya.

"Tiba-tiba rombongan dari Manggala dihadang oleh kelompok yang diduga dari ormas Gibas dan kemudian tiba-tiba langsung terjadi bentrokan," ujar Soleh, saksi mata setempat yang juga bertindak sebagai lurah desa Cingcin.

Di lokasi kejadian, ditemukan banyak bekas ceceran darah di jalan raya dan 2 minibus yang di bagian belakang ditempel stiker Gibas, salah satu ormas di daerah Bandung. Massa dari perguruan pencak silat Manggala yang masih diamuk amarah, berencana melakukan laporan kepada pihak polres Bandung.

"Kita baik-baik ingin menyampaikan aspirasi, tapi kenapa kami dihadang," tegas salah satu anggota Manggala kepada sejumlah wartawan.

Kabag Ops Polres Bandung, Kompol Hermansyah mengungkapkan, kejadian bentrok yang terjadi di wilayah hukumnya kini tengah diselidiki oleh pihaknya.

"Kita masih menghimpun informasi dari keeterangan saksi setempat, kita juga belum bisa memastikan ormas apa saja yang terlibat bentrokan," ujar Hermansyah

Disinggung mengenai jatuhnya korban, Hermansyah membenarkan adanya korban dalam bentrokan yang sempat menggegerkan warga setempat tersebut. "Salah satu korban, dari salah satu ormas menjadi korban, pendarahan di bagian kepala, diduga terkena sabetan benda sejenis balok kayu," terangnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement