REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Para petempur pemberontak terpaksa meninggalkan kota Deir al-Zor, Suriah timur setelah menghadapi serangan gencar tentara, mengalami kemunduran dalam usaha mereka untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.
Dalam satu pukulan lagi bagi perjuangan mereka, satu kelompok hak asasi manusia yag disegani menuduh oposisi bersenjata melakukan penyiksaan dan pengeksekuasian secara sewenang-wenang dalam 12 bulan pemberontakan-- tuduhan-tuduhan sebelumnya hanya ditujukan pada aparat keamanan negara itu.
Kendatipun keberhasilan baru-baru ini, Bashar masih menghadapi tekanan kuat dari luar. Rusia sekutunya Selasa mengisyaratkan mereka akan mendukung satu pernyataan PBB yang mendukung satu missi Kofi Annan untuk mengakhiri pertumpahan darah selama tidak ada ultimatum.
Selain itu, Moskow menyerukan tentara dan pemberontak melakukan gencatan senjata yang dapat memungkikan misi-missi kemanusiaan ke daerah-daerah Suriah yang paling berat menderita akibat perang itu.
Pemberontak yang bersenjata ringan terpaksa mundur dari seluruh negara itu dalam pekan-pekan-pekan belakangan ini dengan tentara menggunakan kendapaaran lapis baja berat untuk mengusir mereka dari kotak-kota besar dan kecil, meninggalkan pangkalan terakhirnya di Deir al-Zor, yang terletak di jalan raya menuju Irak.
Tank-tank memasuki permukiman-permukiman penduduk terutama di daerah-daerah Deir al-Zor. Pasukan oposisi Tentara Pembebasan Suriah (FSA) mundur untuk menghindari pembunuhan warga sipil," kata satu pernyataan Uni Komite Revolusi Deir al-Zor.
Pasukan pemerintah juga menembaki daerah-daerah permukiman di kota-kota Homs dan Hama dan kota terdekat Rastan menewaskan setidaknya 20 orang, sementara seorang tentara tewas. dalam serangan terhadap satu pos pemeriksaan tentara di selatan, kata sumber-sumber oposisi.
Laporan-laporan dari Suriah tidak dapat dikonfirmasikan secara independen karena pihak berwenang melarang akses bagi wartawan dan kelompok-kelomok hak asasi menusia.
PBB mengatakan lebih dari 8.000 orang tews dalam 12 bulan konflik dan para diplomat memperingatkan perang dapat berkembang menjadi perang saudara.
Pemerintah mengatakan 2.000 anggota pasukan keamanan tewas akibat serangan-serangan "teroris" dan membantah tuduhan melakukan aksi kekerasan yang kejam dan tanpa pandang bulu.
Dalam satu perkembangan yang tidak biasa terjadi pemberontak Suriah membebaskan sorang jendral angkatan darat yang diculik di Douma pinggiran Damaskus untuk ditukarkan dengan para tahanan dan mayat pemberontak dan warga sipil yang ditahan polisi, kata satu sumber oposisi yang mengetahui tentang kesepakatan itu, Selasa (20/3).
"Naeem Khali Odeh dibebaskan untuk ditukarkan dengan sejumlah tahanan dan 14 mayat," kata sumber dari Douma, mengacu pada jendral itu dan menambahkan bahwa dia diculik pekan lalu.