REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN - Kapolres Pamekasan, Madura, AKBP Nanang Chadarusman, mengatakan, polisi terpaksa menembak orang gila yang mengamuk di Desa Bujur Barat, Kecamatan Batumarmar, karena terdesak.
"Soalnya dia mengamuk dengan senjata tajam, dan saat itu dua orang warga dan seorang anggota polisi juga terluka," katanya di Pamekasan, Senin (26/3).
Dalam keterangan persnya di Mapolres Pamekasan, Nanang Chadarusman menjelaskan, selain karena terdesak, upaya melumpuhkan Asdiman, orang gila itu, dengan timah panas juga atas kesepakatan Kepala Desa Bujur Barat. Orang gila mengamuk yang menyebabkan dua warga luka-luka dan seorang personel polisi bernama Asdiman.
Pria warga Dusun Kabeen, Desa Bujur Barat, ditembak pada bagian paha dan dada korban. Asdiman sempat dilarikan ke Rumah Sakit dr Slamet Martodirdjo Pamekasan, namun nyawanya tidak tertolong, karena kehabisan darah.
"Kalau misalnya polisi tidak terdesak, dan si orang gila ini tidak berbahaya, petugas tidak akan melakukan penembakan," ujar Kapolres Nanang Chadarusman.
Dua warga Desa Bujur Barat yang menjadi korban amukan orang gila itu masing-masing Giman (45) dan istrinya, Asbeti (37). Giman mengalami 13 luka bacok di sekujur tubuhnya, sedangkan Asbeti menderita luka ringan.
Sementara, anggota polisi yang menderita luka bacok ialah Komandan Regu Buru Sergap (Buser) Reskrim Aiptu M Taufiqurrahman. Ia menderita luka bacok di bagian punggungnya.
Saat ini korban masih menjalani perawatan di RS dr Slamet Martodirdjo, Pamekasan. Demikian juga dengan korban Giman. Sedangkan istrinya Asbeti sudah dipulangkan, karena hanya menderika luka ringan.
Peristiwa orang gila mengamuk dengan menggunakan senjata tajam jenis celurit di Desa Bujur Barat, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan, terjadi pada Ahad (25/3) malam.